Bulan keenam, Carai. Bulan ini merupakan pemisah (carai) bulan Muluik dengan bulan menjelang Puasa. Bulan ini juga berada di bagian tengah bulan yang berjumlah 12 bulan.
Bulan ketujuh, Sambareh. Pada bulan ini masyarakat banyak membuat sambareh (sarabi). Bagi pengantin perempuan yang masih baru-baru (awal pernikahan), maka pada bulan ini mengantarkan makanan sambareh. Sambareh sejenis makanan yang terbuat dari tepung beras, dan diberi  gula saka.
Bulan kedelapan, Lamang. Bulan ini merupakan persiapan menjelang bulan suci Ramadhan. Pada bulan ini diadakan ziarah ke makam pekuburan kaum. Saat itu makam dibersihkan dari semak belukar. Di luar arena makam, diadakan  tahlilan, dan doa bersama. Lamang makanan khas Pariaman terbuat dari beras dan santan kepala yang dimasukkan ke dalam bambu. Bambu tersebut  dibakar sampai beras di dalamnya matang.
Bulan kesembilan, Puaso. Bulan ini  penuh rahmat. Bagi masyarakat Piaman, pada bulan ini ada dua hal yang dilakukan bagi pengantin baru. Pertama mengantarkan pabukoan (perbukaan) ke rumah orang tua suaminya (mintuo).  Dengan mengantarkan pabukoan ini, akan semakin mempererat hubungan silaturrahmi isteri dengan keluarga suaminya. Kedua, mangantakan pitah. Maksudnya mengantarkan zakat fitrah. Isteri mengantarkan beras untuk zakat fitrahnya.
Bulan kesepuluh, Rayo. Bulan ini saatnya masyarakat Piaman berhari raya Idul Fitri. Bagi pengantin baru, diadakan barirayo. Kawan-kawan laki-laki seorang suami diajak ke rumah isterinya yang baru dinikahi. Di rumah isteri, mereka dijamu dengan minuman dan makanan. Kegiatan ini juga diwarnai oleh pesta petasan. Kegiatan ini hanya dilakukan satu kali, yakni lebaran tahun pertama saja.
Bulan kesebelas, Adiak Rayo. Artinya bulan kedua dari bulan Rayo.
Bulan keduabelas, Haji. Pada bulan ini  diselenggarakan ibadah haji ke Mekah.
Selain nama-nama bulan tersebut, dalam perhitungan bulan juga ada beberapa istilah. Diantaranya; sahari ilang sahari timbua. Maksudnya, akhir bulan dan awal bulan. Sapanga, maksudnya pertengahan bulan. Sahari timbua, sehari bulan baru. Duo hari timbua, dua hari bulan baru. Tigo hari timbuo, tiga hari bulan baru, begitu seterusnya sampai 10 hari.
Selanjutnya, 10 hari tingga, maksudnya 10 hari terakhir bulan. Sambilan hari tingga, maksudnya sembilan hari terakhir, begitu seterusnya hingga satu hari tingga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI