Kesepuluh, dalam bidang politik, kualitas pemimpin akan dituntut pula menyelenggarakan efektivitas demokrasi dalam tahapan berkemajuan, yang diselaraskan untuk memperkuat basis sosio kultural bangsa dalam setiap keputusan-keputusannya.
KRITERIA PEMIMPIN BANGSA DARI KECERDASAN RESONANSI JATI DIRI
Seperti yang saya urai pada quotes diatas, bahwa setiap tingkat cakupan wilayah itu mempunyai tingkat problematika yang berbeda, hà l ini wajar karena beberapa karakteristik rasional juga berbeda contoh luas wilayah, jumlah penduduknya, kondisi bisnisnya dan perekonomiannya, tingkat kejahatan lokalnya dsbnya sehingga bereefek pada beban secara resonansi jati diri bangsa.
Sehingga harus tahu dulu beban yang dihadapi, baru menentukan kriteria yang layak seorang pemimpin yang pas, jadi sekali lagi untuk menetapkan pemimpin bangsa yang layak...ya tidak bisa dihindari kita harus analisis kondisi bangsa dan negara dulu.
Berikut saya cuplik analisis bangsa ini dari tulisan saya terdahulu,
* Power problematika bangsa ini (akumulasi masalah dalam negeri dan luar negeri) posisi sekarang : 300 milyar ton !
* Beban masalah bangsa ini (baik kedalam negeri maupun keluar negeri), sebesar 86% (jika 100% dianggap tertinggi).
* Perbawa & Daya Pengaruh bangsa ini dalam percaturan global dunia hanya 29% (jika 100% dianggap tertinggi)
Bandingkan dengan beberapa contoh power problematika setingkat wilayah di Indonesia.
Saya tuangkan satu aspek fondasi saja yaitu Power Problematika.
* Power problematika wilayah DKI jakarta, posisi sekarang :190 juta ton !
* Power problematika wilayah Solo, posisi sekarang : 16 juta ton
* Power problematika wilayah Bali, posisi sekarang : 150 juta ton.
* Power problematika wilayah Irian Jaya, posisi sekarang : 302 juta ton.
Dari uraian tampak jelas bahwa untuk memimpin suatu wilayah, agar daya dobraknya efektif dan agar membawa membawa perubahan signifikan maka ndak bisa dihindari perlunya pemimpin yang powernya lebih tinggi dari power problematika wilayah yang dipimpinnya.
Nach mari kita baca lagi cuplikan dari tulisan saya terdahulu, mengenai kriteria alamiah ideal yang harus dimiliki oleh pemimpin bangsa ini untuk 5 tahun kedepan :
*) Frekuensi getaran jati dirinya minimal : 600 ribu /detik.
Bandingkan dengan Obama, 430 ribu/detik - Bung Karno, 820 ribu detik - Rata rata Presiden setelah Bung Karno 120 ribu /detik.
*) Martabat jati dirinya (Dimensi alam jati diri), minimal : 40,
Bandingkan dengan Obama, di 37 - Bung Karno, di 51, - Rata rata Presiden setelah Bung Karno di 14.
*) Power Jati dirinya minimal : 500 milyar ton
Bandingkan dengan Obama, 370 milyar ton - Bung Karno 830 milyar ton, rata - rata Presiden setelah Bung Karno hanya 35 juta ton, kecuali khusus Pak Harto power jati diri yang terpasang (alamiah plus olahan supranatural) adalah 193 milyar ton selama memimpin bangsa ini.
Nach bagaimana dengan data resonansi jati diri alamiah yang saya baca dari 3 aspek tersebut diatas terhadap 2 calon yang sedang bertanding di bursa Capres Indonesia ?
PRABOWO SUBIANTO :
Frekuensi getaran jati dirinya : 700 ribu / detik
Martabat jati dirinya (Dimensi alam jati diri) : 45
Power Jati dirinya : 790 milyar ton