Mohon tunggu...
KKN POSKO 71 DESA PUCANGREJO
KKN POSKO 71 DESA PUCANGREJO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Profil Desa Pucangrejo 2024

13 Juli 2024   00:15 Diperbarui: 13 Juli 2024   00:33 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Pucangrejo, Kecamatan Gumuh, Kabupaten Kendal ialah salah satu dari 16 desa di Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal. Desa ini memiliki luas sekitar 319,280 hektar, dengan 1684 hektar tanah bersertifikat, dan berada pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Secara administrasi, Desa Pucangrejo terbagi menjadi 6 RW dan 21 RT dengan jumlah penduduk sebanyak  jiwa. Letak Desa Pucangrejo sangat strategis karena berada di jalur utama Pantura antara Jakarta dan Semarang, tepatnya 13 km dari Kabupaten Kendal menuju arah Jakarta. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani sebanyak total 1.296 warga dengan hasil pertanian meliputi tembakau, jagung, padi, kacang hijau, dan sebagian kecil kacang tanah. Desa ini terbilang punya masalah serius karena masih banyak pengangguran yang berjumlah 1.093.Yang memiliki jumlah penduduk 4.811.  

Dalam hal geografis desa ini Pucangrejo,memiliki wilayah yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Daerah ini terdiri dari lahan pertanian yang produktif, yang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduknya. Selain itu, Desa Pucangrejo juga memiliki beberapa areal persawahan yang luas, salah satunya adalah Blok Seglendeng yang terkenal dengan kesuburannya.

Sejarah 

Sejarahnya Desa Pucangrejo ini a terbentuk dari penggabungan dua desa, yaitu Desa Rancang Kencana dan Desa Nampuroto. Wilayah Desa Rancang Kencana meliputi Dukuh Rancang Tegal, yang sekarang dikenal sebagai Dukuh Selotugu, serta Dukuh Rancang. Sementara itu, Desa Nampuroto terdiri dari Dukuh Bugel dan Dukuh Nampuroto. Dahulu, Desa Rancang dan Desa Nampuroto termasuk dalam wilayah onder distrik, yang kini dikenal sebagai Kecamatan Truko (sekarang Desa Truko menjadi bagian dari Kecamatan Kangkung.

Pada tahun 1923, masa penjajahan Belanda, dilakukan penataan wilayah oleh penjajah. Desa Rancang dan Desa Nampuroto kemudian digabung menjadi satu dan dinamakan Desa Pucangrejo, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Gemuh. Kepala desa pertama adalah Sastrorejo.

Sebelum penggabungan, Desa Rancang Kencana dipimpin oleh Kusnowidjoyo dan Desa Nampuroto oleh Nolorejo. Menurut cerita para sesepuh, terdapat kisah mengenai terbentuknya wilayah di Pucangrejo. Dahulu, Dusun Rancang Kencana dikenal sebagai daerah berbahaya, di mana setiap orang yang datang akan mati karena gangguan lelembut. Suatu ketika, datang tiga orang tidak dikenal bernama Kek Rijem, Kek Dikem, dan Kek Ranteo. Kek Rijem dan Kek Dikem ahli dalam bidang pertanian, sedangkan Kek Ranteo adalah seorang empu pembuat pusaka.

Ketiga kakek tersebut membuka lahan pertanian dan mengusir lelembut yang menghuni daerah tersebut. Kek Dikem sering mendengar suara yang memanggil namanya saat menjaga ladang, namun tidak menghiraukannya. Wilayah tersebut kemudian dinamakan Blok Seglendeng, yang kini menjadi area persawahan subur. Kek Dikem juga bertarung dengan hantu lelembut dan berhasil mengalahkannya. Pimpinan lelembut kemudian menantang Kek Dikem, namun pertarungan tidak menghasilkan pemenang. Akhirnya, ketiga kakek tersebut bekerja sama dan berhasil mengusir lelembut dari wilayah tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Kek Ranteo berencana membuat golek kencana sebagai lambang kesaktian dan kemakmuran, namun meninggal sebelum berhasil. Wilayah itu kemudian dinamakan Rancang Kencana, yang berarti merencanakan segala sesuatu yang indah dan makmur.

Dusun Nampuroto memiliki cerita lain. Konon, Pangeran Sentot Prawiridirjo dan Pangeran Sampang dari Tuban, Jawa Timur, berniat menyerang Dusun Kemangi yang dihuni lelembut serta mengislamkan penduduk setempat. Pangeran Sampang membawa kuda dan harimau, namun jatuh di suatu tempat. Tempat jatuhnya kemudian menjadi petilasan dan setiap malam Jumat Kliwon terlihat harimau peliharaan Pangeran Sampang. Setelah itu, Pangeran Sampang kembali ke Tuban.

Pangeran Sentot Prawiridirjo melanjutkan perjuangan dan membuka hutan di wilayah tersebut, yang juga pernah dibuka oleh Mbah Doyok. Karena bubakan hutan tersebut terpisah-pisah, daerah tersebut dinamakan Bugengan, dan sampai saat ini dikenal sebagai Dusun Bugel.

Sedangkan arti Desa  Pucangrejo adalah Pucang merupakan nama jenis tanaman pertanian yg tumbuh subur  sedangkan Rejo artinya makmur.maka bisa dimaknai Desa Pucangrejo adalah Desa yang wilayahnya terdapat tanaman & tanah yg  subur yg  dapat membawa kemakmuran warga desanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun