Mohon tunggu...
Bagas Ubaidillah
Bagas Ubaidillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Bola

Konflik Suporter: Isu Identitas, Ketimpangan Redistribusi dan Rekognisi

28 April 2024   11:25 Diperbarui: 28 April 2024   11:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sudah menjadi rahasia umum,bahwasanya Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali perbedaan.Mulai dari suku,ras,agama,dan masih banyak lagi.Namun perbedaan itu tidak menjadikan rakyat Indonesia saling berkonfrontasi satu sama lain,karena perbedaan telah dibungkus rapi dalam semboyan negara Indonesia,yaitu:Bhinneka tunggal ika.Namun,dari sekian banyaknya keragaman,masih ada segelintir isu perbedaan yang hingga saat ini kerap kali menjadi penyebab gesekan atau konfrontasi antar masyarakat.Isu tersebut adalah suporter sepak bola.

            Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga paling populer dan masif di Indonesia,meskipun secara kualitas masih di bawah bulu tangkis dan pencak silat.Kendati demikian,survei yang dilakukan oleh Jakpat pada 16-23 Januari 2024 tentang olahraga yang paling sering ditonton menyebutkan bahwa 83% koresponden laki-laki memilih sepakbola menjadikan sepakbola berada di urutan pertama sedangkan koresponden perempuan turun menjadi 63% kalah dengan badminton yang mencapai 72%.(Jakpat,2024)

            Bukan tanpa alasan sepakbola menjadi tontonan yang disukai oleh masyarakat Indonesia,bahkan merata di seluruh kalangan,baik itu muda atau tua,laki-laki atau perempuan.(Bachtiar,2015).Sebuah tontonan yang sangat sukar ditebak hasil akhirnya dan banyaknya kejutan yang bakalan terjadi menjadi salah dua dari banyaknya faktor yang ada.(Hamid,2013)Berbeda dengan sinetron,kartun atau telenovela yang sering kali bersifat monoton dan mudah sekali ditebak ending-nya.

Apa itu suporter?

            Suporter merupakan bahasa Indonesia serapan kategori adaptasi dari bahasa Inggris.Suporter berasal dari kata "support" yang bermakna mendukung,kemudian mendapatkan imbuhan er di akhir kata menunjukkan arti pelaku.Jadi,supporter memiliki makna orang yang mendukung.Dalam UU Nomor 11 Tahun 2022 Pasal 1 Ayat 10 menyebutkan bahwa suporter adalah perseorangan atau kelompok masyarakat yang mendukung dan memiliki perhatian khusus terhadap cabang olahraga tertentu.

            Suporter dan sepakbola merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan,bahkan ada istilah yang menyatakan bahwa suporter merupakan pemain kedua belas.Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi dari suporter sangat urgen bagi sepakbola dan klub yang didukung.

            Dalam dinamika sepakbola Indonesia,PSSI membagi kasta kejuaraan liga sepakbola Indonesia menjadi tiga liga yang diikuti lebih dari 70 klub dari penjuru negri ini,dengan perincian 18 tim di liga utama,24 tim di liga 2 dan 34 tim bersaing di kasta terendah liga 3.Ketiga liga ini menggunakan sistem liga terbuka atau adanya promosi,kompetisi dan degradasi yang terjadi setelah liga usai digelar.(Sportstar,2023) dilansir dari Onefootball.com

Kenapa mereka bentrok?

Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap cabang olahraga sepakbola serta klub yang kebanyakan membawa identitas suku dan daerah inilah yang rawan menimbulkan gesekan antar suporter.Identitas akan menjadi politik identitas ketika menjadi latar belakang atau basis pergerakan dan perjuangan sebuah kelompok.(Dikutip dari buku kewarganegaraan).Tidak ada yang menyangsi seseorang lantaran mencintai entitas tertentu.Bangga dengan klub yang didukung adalah hal lumrah.Namun sifat fanatisme,militan dan arogan adalah hal tidak dapat dibenarkan.Kebanggaan serta kecintaan yang menjadi tugas suporter yang sejati ketika dicampur dengan fanatisme dan brutalisme akan menambah satu tugas lagi yaitu memusuhi klub yang berbeda identitas.Hal ini sudah tidak lagi mencerminkan semboyan Bhinneka tunggal ika serta fungsi dan prinsip olahraga yang telah termaktub dalam UU Nomor 11 Tahun 2022 Pasal 5.

Perbedaan identitas serta primordialisme yang kental akan menciptakan sebuah konflik identitas  di antara para suporter.Ketika sepakbola sudah mencapai titik identitas dan harga diri sebuah kelompok maka akan muncul istilah "Soccer is much more than a game".(Franklin,2004).Sepakbola bukan lagi sekadar olahraga yang nikmat untuk dijadikan hiburan dan tontonan namun sudah menjadi harga diri dari sebuah identitas yang harus diperjuangkan sampai mati.Hal ini bisa dibuktikan dengan mengamati atribut dan spanduk,atau juga jargon-jargon yang dibawa masing-masing suporter.Bonek mania,pendukung setia Persebaya Surabaya yang memasang spanduk besar di Stadion Gelora Bung Tomo yang bertuliskan "Persebaya sampek kiamat"atau "Persebaya sak tekone Izroil",kemudian juga K-Conk Mania,pengawal Madura United dengan jargon kebanggaan mereka "Salam sethong dherre atau salam satu darah".

Pengakuan (rekognisi) klub adidaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun