Mohon tunggu...
Bagas Ubaidillah
Bagas Ubaidillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Bola

Konflik Suporter: Isu Identitas, Ketimpangan Redistribusi dan Rekognisi

28 April 2024   11:25 Diperbarui: 28 April 2024   11:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Identitas yang sudah mengakar dalam dunia sepakbola akan membawa suporter ke babak baru.Sepakbola yang pada awalnya tentang adu kreativitas dan permainan yang ciamik,akan beralih ke adu gengsi.Sepakbola menjadi ajang pembuktian tentang siapa yang paling adidaya,tidak hanya menyangkut klub melainkan juga suporter.Para suporter belomba-lomba mendapatkan pengakuan adidaya dari banyak pihak.Segala cara dilakukan walaupun dengan cara menjatuhkan yang lain.

      The jak,pendukung Persija Jakarta bersaing dengan Bobotoh,pendukung Persib Bandung tentang siapa klub dan suporter terbaik di Indonesia.Pasoepati,pendukung Persis Solo berebut rekognisi suporter terbaik dengan Panser Biru,pendukung PSIS Semarang di wilayah Jawa Tengah,maka ketika persis Solo dan PSIS dipertemukan maka selalu ada spanduk atau jargon berupa "Jateng is red" atau "Jateng is blue".Red untuk Pasoepati yang identik dengan warna merah sedangkan blue untuk panser biru yang beratribut warna biru.(Radifa,2024) dilansir dari Bola.com

Intervensi pihak luar

            Selain faktor perbedaan identitas,konflik yang terjadi antar suporter kadang disebabkan oleh pihak eksternal.Pihak eksternal yang seharusnya mampu menjadi juru adil konflik justru memperburuk citra klub sepakbola di pandangan klub lain.Hal ini bisa dilihat dalam kasus perseteruan abadi Aremania Vs Bonekmania,dua klub yang berasal dari daerah yang sama,yaitu Jawa Timur,telah mengalami banyak sekali gesekan yang tentunya banyak sekali penyebabnya.Dan salah satu faktor yang jarang diketahui karena hanya satu pihak yang mengklaim faktor ini --yaitu Aremania,adalah ketimpangan redistribusi media yang dilakukan oleh media ternama Jawa Timur,yaitu Jawa Pos.Beberapa Aremania senior mengaku salah satu penyebab konflik berkepanjangan ini disebabkan kecemburuan sosial dan iri hati Aremania terhadap Bonekmania yang mendapatkan privillege dari Jawa Pos,mengingat kantor pusat Jawa pos juga di Kota Surabaya.Dan Aremania menganggap ini adalah sebuah ketidakadilan.

            Salah satu penyebab konflik adalah ketidakadilan sosial.Beragam pendekatan mengenai cara mengatasi kesenjangan yang berujung konflik telah diupayakan.Dua ilmuwan sosial,Nancy Franse dan Axel Honneth menawarkan sebuah teori pendekatan untuk mengatasi masalah ini dalam bukunya Redistribution or Recognition? A Political-Philosophical Exchange.(Agusmiswanto,2022).Keadilan bermuara pada redistribusi,baik itu ekonomi atau politik dan rekognisi (pengakuan),ketika salah satunya terjadi ketimpangan maka akan menimbulkan sebuah konflik.

Memupuk sila ke-3 dan kebhinekaan

            Konflik yang dialami oleh banyak suporter di Indonesia memiliki banyak latar belakang.Mulai dari perbedaan indetitas,sifat primordialisme,hingga ketidakadilan yang disebabkan oleh ketimpangan redistribusi dan rekognisi.Menghadapi problematika suporter yang tiada habisnya seakan-akan menguji kesaktian pancasila.Jika identitas sudah menjadi alat untuk melakukan konflik maka tidak ada cara lain untuk mengatasinya selain refleksi ulang terhadap sila ke-3 dan kebhinekaan negara.Negara yang telah diperjuangkan susah payah melalui persatuan seluruh suku yang ada di Indonesia,bagaimana mungkin akan mampu retak gara-gara berbeda klub kebanggaan?.Persatuan yang dibeli dengan harga mahal dengan sukarela digadai dengan harga yang murah.Seluruh entitas yang ada di dalam klub sepakbola,baik itu pemain,pihak manajemen,pemangku regulasi,dan suporter perlu untuk refleksi tentang makna pancasila dan kebhinekaan serta perlunya memahami prinsip dan fungsi olahraga yang telah dimaktub di UU Nomor 11 Tahun 2022.

           

           

           

           


           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun