Mohon tunggu...
Dwi Cahya
Dwi Cahya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganti Presiden Vs Tetap Jokowi

6 September 2018   11:01 Diperbarui: 6 September 2018   11:07 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : posmetropadang.co.id

Tahun 2019 akan menjadi tahun yang ramai akan 2  gerakan di atas mengingat akan diadakan pilpres 2019. Pertandingan ulang yang terjadi di tahun 2014 akan terulang. Bedanya cawapres dari kedua capres berbeda dengan tahun 2014. Belum dimulai masa kampanye saja, gerakan - gerakan dukungan sudah mulai menyebar di seluruh Indonesia. Kedua kubu tersebut memiliki nama masing-masing yaitu #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi yang berbasis di berbagai daerah. 

Penggunaan istilah yang mudah diingat dan terkesan zaman now seperti itu akan menjadi bumbu yang menarik perhatian pemilih khususnya pemilih muda. Namun dari 2 kubu diatas membuat terjadinya pengelompokkan pada masyarakat. 

Orang akan mudah mengatakan saya pendukung jokowi atau prabowo. Sehingga makin kental nuansa perbedaan dalam masyarakat yang sudah menentukan pilihannya dari sekarang. Kentalnya dukungan bagi paslon presiden dan wapres, membuat masyarakat mudah terbelah-belah. 

Baru-baru ini terjadi demo penolakan deklarasi dari kelompok #2019GantiPresiden di beberapa daerah khususnya di Surabaya dan Pekanbaru. Aktivis sekaligus artis ternama Ahmad Dhani dan Neno Warisman menjadi sasaran. Tentunya mereka ditolak oleh pihak yang bersebrangan dengan #2019GantiPresiden. 

Penolakan tersebut membuat kedua belah pihak menjadi semakin mencintai kelompoknya dan membenci kelompok yang bersebrangan. Hal ini sangat berbahaya bagi keamanan nasional. Kenapa? karena masa kampanye saja belum dimulai, namun sudah muncul intrik yang mengarah kepada kekerasan. 

Ditambah aparat yang dinilai tidak adil dalam menanggapi kejadian ini. Seperti di daerah Pontianak dan Bandung kepolisian tidak mengizinkan kegiatan yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak karena alasan kemanan. 

Sebagai calon pemilih harus bisa bersikap netral dengan adanya gerakan tersebut. Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang beredar hingga timbul bentrokan. Demokrasi harus tetap terjaga dengan baik bagaimana caranya yaitu dari masyarakat sendiri. 

Dalam pemilu kali ini pemilih pemula memiliki peran yang penting.  Selain itu banyaknya swing voters membuat pemilu kali ini akan lebih menarik. Gerakan-gerakan yang ada saat ini harus disikapi dengan bijak. Mengingat masih panjang jarak menuju hari pemilu. 

Jangan sampai gerakan ini menjadi semakin besar dan mudah untuk di benturkan. Jangan sampai indonesia terbagi dua menjadi tagar-tagar yang memiliki kepentingan. Jangan sampai tujuan-tujuan yang disembunyikan pada tagar-tagar tersebut berhasil membuat indonesia terpecah belah dan hancur.

Banyak langkah yang dapat dilakukan oleh semua pihak. Dalam hal ini yang paling berperan adalah kesadaran masyarakat. Mari kita sadar dan melihat gerakan tersebut hanyalah sebuah wadah yang tidak lebih untuk mendukung salah satu pihak, jangan sampai masyarakat terpancing untuk membenci salah satu gerakan yang ada. Karena dari kebencian yang timbul akan dengan mudah pihak yang memiliki tujuan buruk memecah belah bangsa.

Perbedaan bukan untuk membeda-bedakan. Demokrasi itu untuk menyatukan suara, bukan untuk memecah belah suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun