Mohon tunggu...
Bagas SetyoNugroho
Bagas SetyoNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Berselancar Pada Media Social

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Identitas Sosial Masyarakat akibat Arus Media Sosial

6 Januari 2024   16:30 Diperbarui: 6 Januari 2024   16:34 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi dari Andreas Kaplan dan Michael Haenlein menyatakan bahwa media sosial adalah kumpulan aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0. Media sosial memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang dihasilkan oleh pengguna. Sebagai contoh, jejaring sosial adalah platform di mana setiap individu dapat membuat halaman web pribadi dan terhubung dengan teman-temannya untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terkemuka termasuk Facebook, Myspace, Twitter, TikTok, dan lainnya.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dinamika hubungan sosial atau transformasi keseimbangan dalam hubungan sosial dan semua bentuk modifikasi pada struktur lembaga kemasyarakatan dalam suatu lingkup berdampak pada sistem sosialnya. Hal ini mencakup perubahan nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kemajuan ini memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan kepala negara melalui media sosial guna menyampaikan saran, kritik, dan ide yang konstruktif. 

Dampak negatif dari perubahan identitas sosial pada masyarakat melibatkan seringnya timbulnya konflik antar kelompok dengan latar belakang suku, ras, atau agama. Beberapa kelompok, yang mengidentifikasi diri mereka dengan suatu agama dan memiliki pengikut yang besar di media sosial, cenderung memanfaatkan momen tertentu untuk mengorganisir massa dalam kegiatan tertentu. Secara langsung, media sosial memengaruhi pembentukan kelompok sosial ini dengan menanamkan prinsip, nilai, dan akidah tertentu untuk membawa perubahan dalam sistem. Bahkan, kelompok-kelompok ini melalui media sosial dapat dengan mudah memengaruhi stabilitas sebuah negara. Selain itu, ketidaksetaraan sosial yang sering kali menjadi sumber komentar dapat memicu konflik sepeeti pola perilaku yang dianggap menyimpang dalam masyarakat, seperti komunitas LGBT juga seringkali menjadi sorotan di media sosial.

Dari perspektif interaksi sosial, perubahan sosial di masyarakat terjadi karena semakin mudahnya manusia berkomunikasi melalui media sosial. Interaksi sosial di dunia nyata mengalami penurunan karena manusia tidak lagi perlu bertemu langsung untuk berkomunikasi,hal ini membentuk pola hidup masyarakat yang lebih tertutup.Secara keseluruhan, perubahan identitas sosial melalui media sosial membawa dampak kompleks pada relasi sosial, lembaga kemasyarakatan, dan interaksi dalam masyarakat. Meskipun memungkinkan partisipasi langsung dan komunikasi yang efisien, perkembangan ini juga menimbulkan tantangan baru, seperti konflik dan perubahan pola hidup yang dapat memengaruhi stabilitas masyarakat secara keseluruhan maka dari itu terdapat resolusi yang harus kita lakukan untuk menanggulangi permasalahan sosial ini agar tidak semakin parah seperti pada hal berikut 

Melalui Pendidikan multikultural 

Dengan merangkum sebuah paradigma pendidikan yang mendasarkan diri pada prinsip-prinsip keberagaman dan inklusivitas. Dalam menghadapi dunia yang semakin terglobalisasi, pendidikan multikultural menjadi semakin penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mencerminkan kompleksitas dan keragaman masyarakat.Pendidikan multikultural bukan sekadar konsep, melainkan suatu kerangka kerja yang mempromosikan pemahaman, penghargaan, dan penerimaan terhadap berbagai identitas sosial, seperti suku, ras, agama, bahasa, orientasi seksual, dan latar belakang budaya. Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga peka terhadap perbedaan dan mampu berinteraksi secara positif dalam masyarakat yang semakin plural.

Dengan mengakui dan merangkul keanekaragaman, pendidikan multikultural tidak hanya membentuk warga negara yang berkompeten dan peka terhadap perbedaan, tetapi juga menciptakan masyarakat yang inklusif, adil, dan berdaya. Oleh karena itu, dalam konteks globalisasi ini, pendidikan multikultural bukan sekadar pilihan, melainkan suatu keharusan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan berkelanjutan.

Dengan Literasi Media Sosial

Literasi media sosial bukan hanya tentang kemampuan teknis untuk menggunakan platform-platform tersebut, tetapi juga mengenai pemahaman mendalam terhadap informasi yang disajikan, kritis terhadap konten yang dikonsumsi, dan kemampuan untuk berpartisipasi secara etis di dunia maya. Oleh karena itu, pelatihan literasi media sosial menjadi suatu kebutuhan mendesak di tengah meningkatnya penetrasi dan dampak media sosial dalam masyarakat.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana media sosial mempengaruhi cara kita berinteraksi, memahami, dan merespons informasi. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan alat dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk mengelola secara cerdas dan efektif aktivitas di media sosial meliputi cara mengidentifikasi dan mengatasi informasi palsu, memahami dampak media sosial terhadap kesehatan mental, dan membentuk perilaku online yang positif dan bertanggung jawab melalui media sosial.

Melek Agama Melalui Media Sosial 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun