Mohon tunggu...
Bagas Satrio Rubiyanto
Bagas Satrio Rubiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang mencari jatidiri. Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bakonka dan Mikonka, Sumber Masalah Populasi Jepang Menurun

4 April 2024   12:12 Diperbarui: 4 April 2024   12:16 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

DAMPAK DARI BAKONKA DAN MIKONKA

Source: www.freepik.com
Source: www.freepik.com

Dengan banyaknya pasangan muda yang menunda pernikahan, bahkan tidak menikah sama sekali meyebabkan sejumlah masalah dari berbagai bidang. Dari segi demografi, Bakonka dan Mikonka menyebabkan masalah yang disebut Koreika Mondai atau jumlah lansia yang terus bertambah, sehingga kebutuhan nya semakin bertambah, selain itu kurang nya angka kelahiran menjadikannya tidak seimbang.

Dari segi ekonomi, menurunnya tingkat kelahiran menyebabkan kekurangan tenaga kerja muda di Jepang. Jumlah pemuda berkurang, sehingga target tenaga kerja di industri dan skala pasar pun berkurang. Menurut Sanoko, dengan berkurangnya jumlah anak muda, maka perputaran uang dalam ekonomi juga tidak akan baik. Menurut Agawa juga, dengan bertambahnya pesiunan, maka bertambahnya jaminan sosial seperti jaminan pensiun, asuransi kesehatan, dan asuransi perawatan lansia. Kondisi ini memungkinkan menurunnya populasi angkatan kerja, serta berkurangnya waktu bekerja yang pasti nya akan menyulitkan perekonomian di Jepang.

Dari segi sosial, dengan berkurangnya jumlah anak-anak menyebabkan dampak buruk bagi pertumbuhan dan sosial anak dikarenakan anak-anak tidak memiliki teman sebaya untuk bermain. Selain itu, dengan dampak dari penurunan tingkat kelahiran menjadikan berkurangnya siswa-siswi yang masuk sekolah. Mengutip dari Reuters, sesuai data pemerintahan sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun dari 2002 hingga 2020, hampir 9000 sekolah tutup permanen, sehingga sulit bagi daerah terpencil menarik penduduk baru dan lebih muda. Tidak hanya sekolah, Universitas di Jepang pun juga terkena dampaknya. Berkurangnya anak muda menyebabkan kekosongan peminat jurusan di Jepang. Universitas pun mengambil langkah dengan melakukan perekrutan mahasiswa asing untuk belajar di universitas mereka.

WARGA ASING DI JEPANG

Source: www.freepik.com
Source: www.freepik.com

Dikarenakan kekurangan tenaga kerja produktif, banyak tenaga kerja asing yang datang untuk bekerja di Jepang. Jepang pun harus mengisi kekosongan posisi posisi pekerjaan yang dibutuhkan. Dikutip dari BBC, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, ingin mendatangkan lebih banyak tenaga kerja asing berupah rendah atau minim. Meski begitu, rencananya mendatangkan ribuan warga asing untuk mengisi pekerjaan kerah biru hingga 2025 sangat kontroversial. Jepang ingin mengizinkan orang asing mengisi lapangan pekerjaan kerah biru pada awal tahun fiskal 2022. Tenaga kerja tersebut dipersilakan tinggal di Jepang tanpa batas waktu sebagaimana dilansir Reuters.

Walaupun mendatangkan tenaga kerja asing menuai banyak manfaat, namun ada beberapa masalah yang datang seiiring dengan solusi ini. Dilasir dari BBC.com, Chikako Usui, pakar sosiologi di Universitas Missouri di St Louis, AS, menyebut sejumlah faktor yang mungkin menyulitkan imigran, dari sejarah ketertutupan Jepang hingga penduduk yang homogen. Usui menyoroti harapan terhadap aturan tersembunyi dan semangat komunal yang membuat masyarakat Jepang tak nyaman dan waswas pada orang asing.

Persoalannya, Menurut Usui, bagaimana warga asing dapat memahami seluruh kebiasaan yang orang Jepang lakukan, dari tata cara daur ulang, tidak berisik di kendaraan umum, ataupun mengantisipasi pikiran orang lain. "Warga Jepang tak yakin itu bisa dilakukan warga asing. Faktanya, saya sendiri juga tidak selalu bisa menerapkannya di Jepang," tuturnya.

“ANGEL PLAN” UPAYA PEMERINTAHAN JEPANG

Source: www.freepik.com
Source: www.freepik.com

Angel Plan atau Basic Direction for Future Child Rearing Support Measure adalah upaya pemerintahan jepang mulai dari tahun 1994 untuk meningkatkan tingkat kelahiran di Jepang. Angel Plan ini bertujuan mengatasi masalah penururan tingkat kelahiran dengan memberikan support berupa bimbingan seputar mengasuh anak, menyediakan kualitas perumahan bagi keluarga yang memiliki anak, serta meringankan beban ekonomi bagi keluarga pemilik anak. Angel Plan juga mengharuskan pasangan yang sudah menikah untuk memiliki minimal 2 anak per rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun