Ada kabar sedap dari Presiden Jokowi. Katanya ia berkomitmen untuk mendukung pengembangan mobil listrik. Alasannya banyak, salah satunya perkara perubahan global dan dampaknya terhadap iklim dan lingkungan. Jadi ke depannya, semua persiapan harus dituntaskan. Dari regulasi sampai riset harus disusun buat cita-cita mulia ini. Konon, Jokowi juga sedang mempersiapkan draft Peraturan Presiden tentang pemanfaatan tenaga listrik untuk transportasi. Keren habis!
Tapi, kok saya pesimis terkait pengembangan mobil listrik. Apa iya Pak Presiden serius? Apa iya ini bukan cuma buat gagah-gagahan? Apa iya bukan untuk mengalihkan isu presidential thresold, perppu ormas, utang yang bertumpuk-tumpuk, penduduk miskin naik dan lain sebagainya.
Karena, masih terpatri jelas dalam ingatan saya janji-janji Jokowi dalam mengembangkan mobil Esemka.
Mobil Esemka tidak bisa dilepaskan dari nama Jokowi. Sewaktu masih duduk sebagai Walikota Solo yang hendak maju dalam Pigub DKI Jakarta, Jokowi getol sekali mempromosikan mobil Esemka. Janjinya, mobil Esemka akan dijadikan mobil nasional berbasis industri rumahan. Monil Esemka tidak akan menjadi manufaktur besar, melainkan industri rakyat kecil dengan perkiraan produksi sekitar 300-600 unit per bulan. Jadi biaya investasinya tidak bakal mencapai triliunan rupiah, dan cukup ditangani oleh investor lokal dan bla..bla..bla...
Pasca duduk sebagai Gubernur DKI Jakarta, hilang pula cerita mobil Esemka ini. Yang kita tahu, mobil Esemka gagal memenuhi uji standar Kementerian Lingkungan Hidup. Pada uji coba kedua, mobil Esemka berhasil lolos uji emisi. Tetapi tak ada tuh, ucapan selamat dari Jokowi.
Sewaktu Jokowi terjun dalam ajang Pilpres 2014, wacana mobil Esemka ini muncul lagi. Jokowi berjanji akan kembali membangkitkan industri mobil nasional. Jokowi kepingin merek-merek mobil lokal memiliki posisi yang sejajar dengan produsen mobil internasional. Jadi, pemerintahan Jokowi nanti akan berpihak kepada para produsen mobil lokal...dan bla..bla...bla...
Alhamdulillah, sekarang ini tiga bulan menjelang 3 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, industri mobil merk lokal gitu-gitu aja—jalan di tempat. Katanya pabrik Esemka suda jadi di Boyolali dan Cilengsi, Bogor. Katanya, mobil Esemka ini akan akan diluncurkan pada 19 Agustus 2016 kemarin. Tapi sampai sekarang, tak ada lagi beritanya.
Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengejek mobil Esemka dengan lelucon “rem blong”, Jokowi sama sekali tidak bereaksi.
Lalu sekarang Jokowi berpikir tentang mobil listrik? Apa nanti tidak akan bernasib sama dengan mobil Esemka?
Saran saya, gampang saja: fokus! Ketimbang punya cita-cita yang tak jelas realisasinya, lebih baik fokus pada satu titik saja. Jokowi punya beban moral terhadap mobil Esemka. Sejaak jadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, sampai Presiden RI ke-7, mobil Esemka adalah salah satu bahan kampanye politiknya.
Janji adalah utang. Jokowi sudah berjanji dan ia wajib menepatinya. Kasihan murid-murid SMK yang sudah dimabuk mimpi mobil rakitan mereka akan jadi mobil nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H