Saat ku surati seperti ini mukin Kau senyum- senyum sendiri atau malah menertawakan tingkahku, Kau pasti juga tanya kenapa saat terjerat dan tersesat aku baru meminta dan mengirim surat untuk Mu. Tapi Kau pasti juga tau kan tingkah dan sifat hamba hambaMu ini, yang memanggilmu saat tersesat dan melupakanmu saat mendapatkan apa yang memuaskan. Manusia -- manusia disini memang seperti ini Tuhan, menangis dan memuja-mujamu saat mereka terjatuh, terpojok dan terancam lalu melupakan peran Mu saat mereka bahagia dan mendapatkan apa yang mereka inginkan . Ah sudahlah  Tuhan, aku tak ingin lagi menjelaskan apa mau ku sebab aku tau apa yang ku mau pasti Kau tau, percuma juga aku menulis panjang jika Kau sudah bisa membaca apa mau ku sebelum ku tulis dan ku jelaskan dengan suratku.
Di akhir surat ini, aku selipkan keluh ku untuk Mu,
" Tuhan, di hamparan waktu kurebahkan harapanku
Aku pilih satu per satu kata yang ku sebut dengan doa
Lantas dengan lantang dan sopan ku sampaikan kepada Mu
Namun tak kunjung juga aku sampai kepada tujuan ku
Tuhan, apakah Engkau masih tuli hari ini?."
Selamat malam Tuhan, aku tunggu kabar baik dari Mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H