Seorang bayi yang baru lahir masih sangat rentan dan tidak memiliki energi yang cukup kuat untuk menopang dirinya sendiri. Seorang bayi yang baru lahir membutuhkan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuhnya seperti kita tahu bahwa bayi membutuhkan asi.Â
Asi menjadi makanan utama bagi bayi yang baru saja lahir kedunia. Dalam beberapa kasus bayi yang baru lahir mungkin ada yang tidak mendapatkan asi dari ibunya karena alasan tertentu. Namun, tetap saja seorang bayi membutuhkan susu atau pengganti asi bagi tubuhnya.
Nah, analogi di atas bisa menjadi jawaban dari judul kita minggu ini. Selayaknya seorang bayi yang baru lahir tentu kita membutuhkan nutrisi bagi tubuh jasmani kita.Â
Dalam hal ini seorang yang telah lahir baru pun sangat membutuhkan asupan nutrisi bagi tubuh rohani yang baru. Jika seorang bayi membutuhkan asi atau susu untuk membuatnya tetap hidup, begitu pula kita yang telah lahir baru juga membutuhkan Firman Tuhan untuk tetap hidup.
Mungkin ada teman yang bertanya "Lalu apa bedanya Bible Reading dengan Saat Teduh?" Pertanyaan ini akan kita bahas pada artikel selanjutnya. Kali ini kita akan berfokus pada saat teduh dan membahas beberapa poin di bawah :
1. Â Â Â Mengapa harus Saat Teduh?
Seperti analogi yang disampaikan diatas bahwa seorang bayi membutuhkan asupan nutrisi, begitu pula orang yang telah dilahir-barukan. Namun, selain itu saat teduh merupakan media untuk memperkuat relasi kita dengan Tuhan.Â
Selayaknya seorang bayi ketika disusui oleh ibunya, tentu akan terjadi ikatan batin yang semakin kuat diantara keduanya. Begitu pula orang yang melakukan saat teduh, maka ikatan batin terhadap Penciptanya akan semakin kuat.Â
2. Â Â Â Bagaimana melakukan Saat Teduh?
Seperti kata yang digunakan yaitu Saat Teduh berarti kita menyediakan waktu khusus untuk teduh sejenak selama beberapa menit. Dalam waktu teduh tersebut kita bisa memulai dengan memuji Tuhan atau membaca 1-2 perikop dalam Alkitab.Â
Dalam saat teduh usahakan memilih waktu pagi hari pukul 5 atau 6 pagi dan tempat yang sunyi. Mengapa pagi hari? Kita bisa mencontoh Tuhan Yesus yang selalu memilih pagi hari untuk berdoa (Lih. Mrk 1:35).Â
Pagi hari adalah waktu yang tepat karena pikiran dan tubuh kita masih fresh/segar belum terbebani oleh kegiatan sehari-hari, sehingga kita akan jauh lebih mudah berkonsentrasi dan menikmati waktu teduh.Â
Untuk permulaan atau sebagai latihan, yang paling utama adalah teman-teman sekalian bisa menikmati waktu tersebut. Catatlah setiap kesan yang didapat dari waktu teduh teman-teman. Kesan tersebut mungkin bisa berupa perintah, janji, penghiburan atau teguran.
3. Â Â Â Bagaimana jika tidak Saat Teduh?
Kita belajar bahwa saat teduh merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh rohani kita saat dilahirbarukan, maka tentu kita dapat mengerti bahwa ketika kita tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup maka tentu saja tubuh rohani kita akan semakin melemah.Â
Ikatan batin/relasi akan semakin renggang, bahkan mungkin bisa saja mati secara rohani. Kita tidak lagi merasakan gairah saat membaca Alkitab, malas berdoa, bahkan mungkin kegeraja hanya menjadi salah satu rutinitas yang otomatis dilakukan saja tanpa ada gairah, atau ketertarikan khusus sama sekali saat pergi kegereja. Sebab kita tidak lagi terbiasa mendengar suara Tuhan, tidak lagi terbiasa merasakan hadirat-Nya.
3 poin diatas mungkin belum sepenuhnya mewakili penjelasan saat teduh kali ini. Namun, 3 poin diatas bisa menjadi dasar bagi kita supaya Saat Teduh menjadi bagian dari gaya hidup kita.
Mari kita secara disiplin melakukan saat teduh setiap pagi. Sebab, Yesus telah membayar dengan sangat mahal yaitu tubuhnya sendiri agar kita bisa memiliki relasi yang intim itu. Supaya kita dapat bertemu dengan-Nya secara langsung tanpa keraguan dan terhalang oleh tembok pemisah, Kristus telah mengorbankan diriNya. | BPA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H