Mohon tunggu...
Yan Bastian P
Yan Bastian P Mohon Tunggu... Freelancer - Investment Analyst and happy with Excel

@bagaspanggabean Life is to share

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Salah Kaprah Dalam Hulu Migas Indonesia dan Mitigasinya

17 Maret 2015   17:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:31 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kondisi produksi migas domestik yang telah menurun dibandingkan era 90an merupakan signal kurang bagus bagi investor yang akan menaruh dananya di Indonesia. Hal itu harus kita sadari, tetapi Industri Hulu sendiri sangat menarik dan penuh risiko. Industri Hulu migas memiliki ketidakpastian dalam menemukan migas yang cukup besar. Resiko keberhasilan menemukan migas  sama besarnya dengan peluang mendapatkanya 50:50. Risiko sendiri sebenarnya bukan hal tabu yang harus dihindari, tetapi sesuatu yang dpat diukur sehingga dapat dimitigasi.

Risiko untuk menemukan migas sangat dipengaruhi oleh kemampuan operasional dan teknologi suatu perusahaan. Selain butuh kemampuan operasional dan teknologi yang tinggi, sheet data merupakan kunci dalam menemukan migas. Mari kita lihat seberapa transparan data migas di Indonesia?

Jangan salahkan investor yang semakin sedikit datang ke Indonesia untuk berinvestasi. Bahkan untuk membeli data hulu migas saja mereka cukup ragu. Data studi pendahuluan yang melibatkan kampus dan independent consultant relative sangat sulit dijangkau. Sudah tidak salah lagi, mungkin budaya menulis masyarakat kita memang sangat kurang. Data survey permukaan, survey seismik juga tidak dapat dibanggakan. Jadi apa yang bisa ditawarkan kepada investor?

Jadi Indonesia bisa dibilang negara yang tidak kaya migas dan tergantung kepada import, tetapi untuk menyeimbangkan importnya, Indonesia berusaha menggalakkan eksplorasi. Siapa yang mau eksplorasi kalau blok di Indoensia belum memiliki daya tarik lagi bagi investor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun