Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, namun memiliki dampak langsung yang dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa perantauan yang tinggal di kos dan harus memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Dalam blog ini, kita akan membahas dampak kenaikan PPN bagi mahasiswa serta cara kreatif untuk menghadapinya.
Menghadapi Kenaikan Biaya Hidup: Tantangan Mahasiswa Perantauan
Mahasiswa perantauan umumnya menghabiskan sebagian besar pengeluaran mereka untuk kebutuhan pokok seperti makanan, sewa kos, transportasi, dan alat-alat belajar. Dengan kenaikan PPN:
- Harga Makanan Naik: Produk makanan, terutama yang dibeli dari supermarket atau toko, akan mengalami kenaikan harga. Walaupun makanan pokok tertentu mungkin bebas PPN, produk olahan dan kemasan pasti akan terdampak.
- Sewa Kos dan Tagihan Utilitas: Jika sewa kos atau tagihan listrik, air, dan internet dikenakan PPN, maka biaya ini juga akan meningkat.
- Kebutuhan Pendidikan: Buku, alat tulis, dan peralatan elektronik yang dikenakan PPN akan menjadi lebih mahal.
- Daya Beli Mahasiswa: Bagaimana Menyesuaikan Anggaran?
Mahasiswa seringkali memiliki anggaran terbatas karena sebagian besar pendapatan mereka berasal dari kiriman orang tua atau pekerjaan paruh waktu. Dengan kenaikan harga akibat PPN:
- Mereka mungkin perlu mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan non-pokok seperti hiburan dan rekreasi.
- Daya beli terhadap barang dan jasa akan menurun, yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
5 Strategi Kreatif Menghadapi Dampak Kenaikan PPN
Untuk membantu mahasiswa tetap bertahan di tengah kenaikan PPN, berikut beberapa strategi kreatif yang dapat diterapkan:
- Menyusun Anggaran yang Efektif: Gunakan aplikasi pengelola keuangan untuk melacak pengeluaran dan memastikan pengeluaran tidak melebihi pemasukan.
- Berbelanja dengan Cerdas: Cari promo, diskon, dan manfaatkan pasar tradisional untuk kebutuhan sehari-hari.
- Beli Barang Bekas berkualitas: Buku bekas atau peralatan elektronik second-hand dapat menjadi solusi hemat.
- Kerja Paruh Waktu: Manfaatkan peluang kerja seperti menjadi asisten dosen, freelancer, atau pekerjaan yang fleksibel dengan jadwal kuliah.
- Kolaborasi dengan Teman: Berbagi biaya untuk kebutuhan seperti langganan internet atau transportasi bersama.
Peran Kampus dan Pemerintah untuk Membantu Mahasiswa
Selain upaya mandiri, mahasiswa juga memerlukan dukungan dari institusi dan pemerintah:
- Kampus: Kampus dapat memberikan bantuan berupa subsidi atau beasiswa tambahan untuk mahasiswa yang terdampak kenaikan PPN.
- Pemerintah: Mengadakan program bantuan sosial untuk kelompok rentan, termasuk mahasiswa, agar daya beli mereka tetap terjaga.
Kesimpulan: Mahasiswa Tetap Bisa Survive!