Pelayanan publik yang baik dan memuaskan merupakan salah satu ciri dari birokrasi yang maju, akan tetapi masih banyak negara yang pelayanan publiknya mengalami miskomunikasi dan fragmentasi internal. Hal ini didukung oleh fragmentasi mandat (fragmentasi kebijakan) karena berbagai bagian pemerintahan beroperasi secara mandiri, dengan tujuan dan kepentingan yang berbeda, tanpa koordinasi yang memadai. Masyarakat sulit mendapatkan pelayanan publik yang konsisten dan responsif. Keputusan alokasi sumber daya dapat didasarkan pada kepentingan unit individu daripada kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Dengan penanganan dampak yang ada pada unit pemerintahan dalam merespon Bureaucratic Silo maka bentuk batasan dalam birokrasi juga dapat memberikan keuntungannya sendiri bila ditangani dengan baik. Pendekatan kolaboratif juga menjadi solusi bila Bureaucratic Silo dirasa sudah tidak diperlukan dan pada akhirnya dampak buruk yang ada dapat diatasi.
Reference
Alvin Cheung, Charlotte Yu, Queenie Li, Helen So. (2019). An international review of arts inclusion policies: lessons for Hong Kong. .
Bozeman, B. (1993). A Theory of Goverment "Red Tape" Vol.3 No.3. Oxford: Oxford University Press.
Drucker, P. (1966). The effective Executive . New York: HarperCollins.
Ian Scott & Ting Gong. (2021). Coordinating government silos: challenges and opportunities.
Lynn Jr. L. (2006). Public Management: Old and New. New York: Routledge.
Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing Systematic Reviews. 43-50.
Muin, I. (2016). Teori dan Metodologi Sosiologi. Jakarta: Rajawali PRess.
Noore Alam Siddiquee & John Antony Xavier. (2020). Collaborative approach to public service improvement: the Malaysian experience and lessons.
Rainey, H. (2021). Understanding and Managing Public Organizations Vol. 6. Hoboken: Wiley.
Samantha Melis & Dorothea Hilhorst. (2020). When the mountain broke: disaster governance in Sierra Leone.
Weber, M. (1922). Economy and Society. Tubingen: Mohr Siebeck.
Williams, L. (n.d.). Public Administration: an Introduction. 125-127.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H