Berikut adalah beberapa teknologi utama yang digunakan dalam pembuatan edible packaging:
- Edible Film: Terbuat dari bahan seperti gelatin, pati, atau protein susu, film ini dapat digunakan untuk membungkus makanan seperti permen atau cokelat.
- Edible Coating: Lapisan tipis yang diaplikasikan langsung pada makanan untuk memperpanjang umur simpan. Contohnya adalah lapisan lilin alami pada buah-buahan.
- Edible Gel: Digunakan sebagai pembungkus cairan, seperti saus atau minuman.
Setiap jenis kemasan edible ini dirancang untuk memberikan perlindungan serupa dengan kemasan konvensional, tetapi tanpa dampak negatif terhadap lingkungan.Â
Sejauh ini, para ilmuwan masih harus melakukan riset dan uji coba yang lebih komprehensif untuk mendapatkan hasil yang menyerupai plastik.
Tantangan dalam Implementasi Edible Packaging
Meskipun menjanjikan, edible packaging menghadapi beberapa tantangan:
Biaya Produksi yang Tinggi
Dibandingkan dengan plastik konvensional, bahan baku edible packaging lebih mahal, sehingga meningkatkan biaya produksi.Â
Hal ini disebabkan karena pembengkakkan biaya saat melakukan riset dan pengembangan. Selain itu, penggunaan campuran polimer pendukung lainnya dinilai menjadi salah satu penyebab harga jualnya tinggi.
Ketahanan terhadap Faktor Eksternal
Edible packaging cenderung lebih rentan terhadap kelembapan, suhu tinggi, dan kerusakan fisik dibandingkan plastik.Â
Oleh karena itu, riset dan pengembangan masih harus dilakukan untuk mengantisipasi kemasan ini menjadi mudah terdegradasi (hancur) akibat kondisi lembap dan suhu tinggi.
Keamanan dan Higienitas
Karena dapat dimakan, kemasan ini harus dirancang untuk memastikan kebersihan dan keamanan selama proses distribusi. Kemasan yang dapat "dimakan" tentu saja bukan berarti bisa langsung dimakan. Kembali lagi dengan fungsinya sebagai wadah pembungkus makanan.Â
Pasti makanan tersebut akan ditaruh di wadah atau rak tertentu di ruang terbuka. Kemungkinan terbesarnya, ada debu atau mikroorganisme lain yang sudah berada di permukaan kemasan tersebut.