Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Potensi Spirulina dan Chlorella sebagai "Superfood"

21 Desember 2024   20:32 Diperbarui: 22 Desember 2024   02:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski memiliki banyak manfaat, pengembangan alga mikro tidak lepas dari tantangan. Saat ini, biaya produksinya masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan makanan lain. Seperti yang saya jelaskan di atas mengenai aplikasi dalam bioteknologi moderen, investasi bioreaktor itu lumayan merogoh kantong cukup dalam. Perlu ada peran investor dalam menciptakan industri budidaya alga. Meskipun demikian, namanya akal manusia, pasti ada saja cara untuk melakukan inovasi agar tetap dapat melakukan budidaya alga mikro meskipun dengan dana yang minimal. Tentu saja, ini bisa menjadi potensi besar mengingat kita adalah negara tropis dan maritim. Kita bisa memanfaatkan sumber daya yang kita miliki semaksimal mungkin untuk menjaga ketahanan pangan tetap terjaga. 

Masalah lain yang muncul, yaitu tentang penerimaan di pasar. Kenyataannya, tidak semua orang terbiasa dengan rasa atau aroma khas alga mikro. Karena alga ini memiliki bau khas agak amis dan "after taste" yang cukup unik. Tetapi, persoalan ini bisa dimimalisir dengan edukasi dan inovasi produk menjadi kunci untuk meningkatkan penerimaan masyarakat.

Kesimpulan

Spirulina dan Chlorella adalah contoh nyata bahwa sesuatu yang kecil bisa memberikan dampak besar. Dengan manfaatnya yang luar biasa dan potensi untuk mendukung ketahanan pangan di masa depan, alga mikro layak disebut sebagai salah satu pilar superfood. Tantangan memang ada, tetapi dengan inovasi dan teknologi, alga mikro memiliki masa depan yang sangat cerah.

Wah kalau misalnya potensi besar ini dimaksimalkan dengan baik dan diterima oleh masyarakat, maka tulisan saya mengenai Setiap Harinya Kita Mengonsumsi "Obat" itu beneran nyata ya.

Daftar Pustaka

  • Becker, E. W. (2013). Microalgae for Human and Animal Nutrition. Handbook of Microalgal Culture: Applied Phycology and Biotechnology, 461-503.
  • Bleakley, S., & Hayes, M. (2017). Algal Proteins: Extraction, Application, and Challenges Concerning Production. Foods, 6(5), 33.
  • Spolaore, P., et al. (2006). Commercial Applications of Microalgae. Journal of Bioscience and Bioengineering, 101(2), 87-96.
  • Yusof, F., et al. (2010). Biological Activities of Chlorella and Spirulina. Nutrition and Dietary Supplements, 2, 73-83.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun