Perlu diketahui juga, bahwa talenan plastik itu dibuat dengan bahan dasar yang beragam, seperti PE (Polyetilen), PP (Polipropilen) HDPE (High Density Polyetilen), dan Nilon. Tentu, untuk bahan yang disarankan berdasarkan daya tahannya, yaitu talenan plastik berbahan HDPE karena lebih kokoh dibandingkan bahan lainnya.
Setelah ini, bagaimana pengendaliannya? Salah satu caranya, yaitu melakukan pembersihan secara rutin, misalnya penggunaan 4 jam sekali harus dicuci, maka dari itu harus memiliki talenan cadangan untuk dapat dipakai bergantian.
Lalu cara cek kebersihannya bagaimana? Kita bisa melakukan swab test pada permukaan talenannya untuk validasi bahwa talenan yang dipakai bersih. Alatnya bisa menggunakan swab kit atau meminta pihak ketiga yaitu laboratorium pangan yang terakreditasi. Jangan lupa untuk mencatat setiap aktivitas, monitoring kebersihan, dan hasil swab test sebagai bukti penerapan keamanan pangan apabila sedang dilakukan audit keamanan pangan.
Kemudian apabila talenan sudah berubah warna, sudah banyak kawah bekas benturan atau sayatan dari pisau, maka segera melakukan pergantian talenan yang baru untuk mencegah terjadinya migrasi kontaminasi dari talenan ke bahan makanan.
Cara kerja dan aspek pemantauan di atas bisa dilakukan untuk penggunaan talenan kayu atau pun plastik. Sebetulnya, fokus utamanya ini bukan dari bahannya saja, tetapi bagaimana penyelia makanan ini dapat membedakan talenan mana yang seharusnya digunakan.Â
Talenan berbahan kayu pun bisa menerapkan pemberian label entah di gagang atau bagian punggung talenan dengan memberikan stiker warna atau semacam label gantung dengan kertas warna yang dilaminating Maka dari itu, kita bisa berpendapat bahwa meskipun menggunakan talenan kayu, tapi penggunaannya berbeda beda.
Selanjutnya, tinggal menerapkan sistem keamanan pangan sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan, tujuannya agar produsen dan industri jasa boga dapat memproduksi makanan yang aman untuk dikonsumsi oleh konsumen tanpa mengancam kesehatannya.
Kesimpulan
Jadi, baik itu talenan berbahan plastik atau pun kayu tidak menjadi sebuah permasalahan. Hal yang perlu menjadi perhatian utama, yaitu mengenai proses sanitasi, monitoring kebersihan, melakukan validasi bahwa talenan itu bersih dengan uji swab test, serta selalu menyimpan bukti kebersihan, dan hasil swab test sebagai bukti penerapan keamanan pangan. Hal terpenting dari pro dan kontra ini adalah, setiap bahan dasar talenan pasti memiliki resiko akan tetapi kita perlu memperhatikan aspek keamanan pangan agar produk pangan yang dijual dapat aman dikonsumsi dan tidak mengancam kesehatan konsumen.
Sekian pembahasan singkat mengenai studi kasus ini, apakah pembaca tertarik untuk memperdalam atau ingin mengetahui lebih dalam tentang dunia keamanan pangan? Silakan berbagi di kolom komentar dan beri rating bermanfaat untuk penjelasan tentang praktis keamanan pangan berikutnya. Terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H