Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perkara Talenan Plastik vs Kayu dan Keamanan Pangan

5 November 2024   17:15 Diperbarui: 7 November 2024   10:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oke, kita sudah berkenalan sedikit mengenai standar keamanan pangan yang digunakan di industri pangan. Lalu, saya ingin mengajak kita semua untuk membahas hal yang saya jelaskan di awal, mengenai polemik bahan talenan yang digunakan untuk industri jasa boga (restoran).

Topik ini muncul akibat ada seorang praktisi di sebuah restoran yang menyatakan bahwa talenan plastik dipilih karena lebih aman dan apabila serpihannya masuk ke dalam tubuh, maka dapat dikeluarkan dalam bentuk kotoran, sama seperti ketika kita memakan biji buah.

Seperti yang kita ketahui, saat ini isu mikroplastik sedang meningkat karena mikroplastik tersebut dapat mengancam kesehatan manusia. Mikroplastik itu sendiri berukuran sangat kecil dan diketahui dapat masuk ke dalam peredaran darah. Sesuai dengan namanya, bahwa ukuran serpihan plastik ini berukuran mikro, hingga sulit dilihat dengan kasat mata. 

Maka dari itu, miktroplastik ini dapat dikategorikan sebagai kontaminan pada wadah yang bersentuhan pada makanan, karena ya talenan ini digunakan untuk memotong bahan mentah atau bahkan makanan yang sudah matang.

Lalu apa yang menjadi pro dan kontra dari kasus ini? Sebenarnya, dalam standar keamanan pangan itu tidak secara gamblang menyebutkan bahwa talenan yang baik itu dari plastik. Alasan sebenarnya penggunaan talenan plastik adalah talenan plastik dapat diberi warna yang berbeda, mengikuti fungsi dan penggunaannya. Pewarnanya pun dapat menggunakan pewarna makanan sehingga aman digunakan.

Kalau talenan kayu, tidak bisa diwarnai, kalau pun diwarnai, mau tidak mau menggunakan cat kayu yang tentu saja tidak food grade. Oleh karena itu, penggunaan talenan plastik menjadi "standar" praktis yang disarankan oleh auditor karena sudah ada pembeda yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi silang saat menangani produk pangan.

Seperti yang pernah kita lihat, bahwa setiap warna yang diberikan pada talenan plastik itu memiliki tujuan dan fungsinya tersendiri: 

  • warna merah digunakan untuk memotong daging merah mentah, 
  • kuning untuk daging unggas mentah, 
  • hijau untuk sayuran, 
  • biru untuk produk ikan, 
  • cokelat untuk makanan yang sudah matang atau roti, 
  • putih untuk produk turunan susu contohnya keju. 

Perbedaan warna itu yang pada akhirnya menjadi penanda bahwa apabila kita ingin menangani produk pangan baik itu mentah atau pun yang sudah matang, maka kita wajib menggunakan talenan sesuai warnanya.

Sayangnya, kalau kayu tidak bisa seperti itu, sehingga untuk mempermudahnya, kini banyak yang menggunakan talenan plastik. Selain itu, harga dari talenan kayu dirasa cukup mahal menjadi pertimbangan untuk menekan biaya operasional.

Ilustrasi Sedang Berpikir | Sumber gambar: John Fornander
Ilustrasi Sedang Berpikir | Sumber gambar: John Fornander

Lalu Bagaimana Solusi Mengenai Kasus Ini?

Saya pribadi, berpendapat bahwa mau itu menggunakan kayu atau pun plastik, tidak menjadi sebuah permasalahan asalkan pelaku usaha mampu mengendalikan, mengawasi, dan menerapkan aspek-aspek keamanan pangan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Ada yang mengatakan bahwa hindari penggunaan talenan kayu karena banyak pori-pori yang menjadi sumber kontaminasi mikroorganisme. Padahal, pada talenan plastik pun juga terdapat pori-pori dan mikroorganisme pun bisa bersarang di pori-pori itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun