Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menguak Misteri Rasa Manis yang Berubah Menjadi Pahit

23 Oktober 2024   19:36 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bola | Sumber gambar: Ben Hershey

Papila terdiri dari 3 jenis, yaitu papila filiformis (berbentuk serabut), papila fungiformis (seperti jamur), dan papila sirkumvalata (sumber indra pengecap). Nah, papila yang memiliki reseptor yang berfungsi sebagai indra pengecap ada di papila sirkumvalata.

Tapi apa itu reseptor? Reseptor itu adalah sel saraf yang tugasnya menerima rangsangan dari luar karena posisinya berada di permukaan. Seperti halnya kita bisa merasa sakit, panas, manis, pahit, itu semua karena si reseptor ini yang akan memberikan sinyal ke otak kita, sehingga kita bisa merespon dari rangsangan yang kita terima. 

Lalu gimana gambaran reseptor ini bisa menerima rasa manis atau asin di lidah kita? 

Ilustrasi bola | Sumber gambar: Ben Hershey
Ilustrasi bola | Sumber gambar: Ben Hershey

Sekarang, saya akan menjelaskan bagaimana reseptor di lidah ini bekerja. Jadi, kita bisa bayangkan ada baskom dengan diameter 8 cm, kardus berukuran 10 cm, dan bola berdiameter 8 cm. Ibaratnya, gula (rasa manis) itu adalah bola dengan diameter 8cm, lalu baskom (manis) dan kardus (pahit) adalah reseptornya.

Nah, ketika kita ingin melempar bola itu ke baskom, otomatis bola itu akan masuk dan pas di baskom itu, karena memang sudah sesuai dengan bentuk dan ukurannya. Kemudian, bola yang sudah diam di dalam baskom itu, menandakan bahwa gula sudah menempel pada reseptornya dan kita bisa merasakan rasa manis dari gula itu.

Ilustrasi boks kardus| Sumber gambar: Kelli Mcclintock
Ilustrasi boks kardus| Sumber gambar: Kelli Mcclintock

Kemudian, di mana bisa ada rasa pahitnya? Bayangkan semua ada 10 baskom dan 4 kardus, kemudian bolanya ada 14. Lalu, semua baskom itu sudah penuh dan tersisa 4 bola lagi, kira-kira akan pergi ke mana bola sisanya? Ya, betul, sisa bolanya itu jadi masuk ke kardus. Alhasil, sisa bola itu masuk ke kardus dan akhirnya kita merasakan rasa manis dan pahit secara bersamaan.

Apa yang dapat ditarik dari analogi ini? Ketika molekul gula atau garam itu melebihi dari batas yang dapat diterima oleh lidah kita, hasilnya adalah muncul rasa pahit karena sisanya akan menempel di reseptor rasa pahit ini.

Ketika minuman atau makanan yang memiliki rasa yang berlebihan, lidah kita akan mengirimkan sinyal rasa pahit yanng membuat kita memilih untuk berhenti mengonsumsinya. Memang, lidah kita ini sangat berjasa ya untuk kehidupan kita. Tugasnya sangat penting untuk memberikan sinyal kepada kita untuk berhenti mengonsumsi makanan atau minuman tersebut.

Kesimpulan

Jadi, istilah hal yang terlalu manis dapat berakhir menjadi pahit itu memang betul ada, contohnya ya ketika kita mengonsumsi makanan yang terlalu manis atau terlalu asin. Ketika molekul gula atau garam lebih banyak dari pada jumlah reseptor di lidah kita, maka mereka akan menempel pada reseptor rasa pahit dan seketika kita akan merasakan rasa pahit. 

Segala sesuatu yang bersifat berlebihan, memang tidak baik bagi kesehatan, oleh karena itu, selagi kita bisa menikmati rasa dengan lidah kita, disaat itu lah kita perlu bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena kita masih memiliki alarm biologis yang dapat membantu kita menjaga kesehatan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun