Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sambal "Busuk" Ini Patut untuk Jadi Warisan Budaya Kuliner Indonesia

2 September 2024   10:18 Diperbarui: 2 September 2024   10:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal Tumpang Koyor | Sumber gambar: Silvita Agmasari

Metode Pengawetan Alami: Fermentasi adalah metode pengawetan alami yang memungkinkan makanan bertahan lebih lama dalam iklim tropis yang lembab. Sebelum adanya teknologi modern, proses ini memastikan bahwa bahan pangan tetap bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Warisan Budaya

Makanan seperti sambal tumpang dan gatot kini menjadi simbol dari ketahanan, inovasi, dan penghargaan terhadap alam. Praktik mengolah bahan makanan yang mungkin dianggap kurang ideal menjadi hidangan lezat merupakan wujud dari identitas kuliner Jawa. Makanan ini bukan hanya praktis tetapi juga merupakan kebanggaan budaya yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Kesimpulan

Tradisi Jawa dalam memanfaatkan makanan yang overfermentasi atau "busuk" seperti tempe semangit dan gatot adalah cerminan dari filosofi hidup yang menghargai sumber daya alam dan kreativitas kuliner. Makanan ini, yang mungkin dulu berasal dari kebutuhan, kini menjadi bagian dari warisan budaya yang berharga dan terus dihormati sebagai bagian dari identitas masyarakat Jawa.

Daftar Pustaka

  • Astuti, M., Meliala, A., Dalais, F. S., & Wahlqvist, M. L. (2000). Tempeh, a nutritious and healthy food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 9(4), 322-325.
  • Johns, T., & Sthapit, B. R. (2004). Biocultural diversity in the sustainability of developing-country food systems. Food and Nutrition Bulletin, 25(2), 143-155.
  • Nout, M. J. R., & Kiers, J. L. (2005). Tempe fermentation, innovation and functionality: Update into the third millennium. Journal of Applied Microbiology, 98(4), 789-805.
  • Shurtleff, W., & Aoyagi, A. (2012). History of Tempeh and Tempeh Products (1815-2011): Extensively Annotated Bibliography and Sourcebook. Soyinfo Center.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun