Metode Pengawetan Alami: Fermentasi adalah metode pengawetan alami yang memungkinkan makanan bertahan lebih lama dalam iklim tropis yang lembab. Sebelum adanya teknologi modern, proses ini memastikan bahwa bahan pangan tetap bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Warisan Budaya
Makanan seperti sambal tumpang dan gatot kini menjadi simbol dari ketahanan, inovasi, dan penghargaan terhadap alam. Praktik mengolah bahan makanan yang mungkin dianggap kurang ideal menjadi hidangan lezat merupakan wujud dari identitas kuliner Jawa. Makanan ini bukan hanya praktis tetapi juga merupakan kebanggaan budaya yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Kesimpulan
Tradisi Jawa dalam memanfaatkan makanan yang overfermentasi atau "busuk" seperti tempe semangit dan gatot adalah cerminan dari filosofi hidup yang menghargai sumber daya alam dan kreativitas kuliner. Makanan ini, yang mungkin dulu berasal dari kebutuhan, kini menjadi bagian dari warisan budaya yang berharga dan terus dihormati sebagai bagian dari identitas masyarakat Jawa.
Daftar Pustaka
- Astuti, M., Meliala, A., Dalais, F. S., & Wahlqvist, M. L. (2000). Tempeh, a nutritious and healthy food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 9(4), 322-325.
- Johns, T., & Sthapit, B. R. (2004). Biocultural diversity in the sustainability of developing-country food systems. Food and Nutrition Bulletin, 25(2), 143-155.
- Nout, M. J. R., & Kiers, J. L. (2005). Tempe fermentation, innovation and functionality: Update into the third millennium. Journal of Applied Microbiology, 98(4), 789-805.
- Shurtleff, W., & Aoyagi, A. (2012). History of Tempeh and Tempeh Products (1815-2011): Extensively Annotated Bibliography and Sourcebook. Soyinfo Center.