Apakah ada yang pernah menikmati buah Matoa? Kalau sudah, ada yang sadar kalau buah ini sangat unik. Bentuknya biasa saja, bentuknya oval, kulitnya ada yang berwarna hijau atau merah kecokelatan, dan daging buahnya tebal.Â
Siapa sangka, waktu saya pertama kali makan, seakan muncul berbagai macam rasa dari buah lainnya, seperti di gigitan pertama, saya merasakan buah lengkeng, dikunyah lagi ada rasa rambutan dan leci, dan setelah ingin ditelan, ada sensasi seperti aroma durian.
Akhirnya, saya menyeletuk bahwa buah ini adalah buah krisis identitas, dia tidak tahu harus menjadi buah apa, hingga memutuskan untuk memiliki tiga rasa agar kita yang mencobanya menjadi penasaran. Tapi, apa benar buah Matoa itu adalah buah yang krisis identitas? atau justru dia adalah buah yang sangat unik dan bisa saja disukai oleh banyak orang?
Anggap saja seperti orang yang suka makan rambutan, lengkeng, dan leci bisa juga menyukai buah Matoa karena memiliki profil rasa dari ketiga buah itu.
Pertanyaannya, kok bisa buah Matoa bisa seperti itu? Sini, saya bantu jelaskan keajaiban ciptaan Tuhan dalam dunia sains.
Mari kita mulai bahas, kenapa kita bisa mengecap rasa manis, asam, dan pahit dengan lidah kita, kemudian hidung kita dapat mencium aroma segar dan harum dari buah Matoa? Itu karena adanya senyawa kimia yang terdapat di dalamnya.Â
Senyawa kimia ini adalah zat alami yang dihasilkan oleh buah Matoa, tentunya ada rasa manis berasa dari senyawa gula, asam yang berasal dari asam sitrat, pahit dari senyawa tanin, kemudian ada aroma khasnya dari senyawa volatil (mudah menguap) yaitu etil asetat.
Semua itu merupakan senyawa kimia yang diterima oleh organ reseptor di panca indera kita, kemudian dari reseptor itu mengirimkan sinyal ke otak dan mengolahnya sesuai dengan ingatan rasa yang pernah kita rasakan sebelumnya, sehingga muncul intepretasi rasa yang mirip dengan ketiga buah tersebut dan aroma yang mirip dengan durian.
Maka dari itu, di dalam dunia kuliner atau teknologi pangan, ada sebuah tes yang dapat memberikan penilaian terkait rasa dan aroma sebuah sampel makanan yang disebut dengan uji organoleptik.
Kemudian, apakah ada faktor lain yang menyebabkan Matoa memiliki profil rasa yang beragam? Jawabannya ada, yaitu faktor genetik. Jadi, Matoa termasuk dalam keluarga Sapindaceae (lerak-lerakan) yang artinya berkerabat dekat secara genetik dengan rambutan, leci, dan lengkeng.