Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mitos Makan di Tempat Jauh Lebih Enak

1 Juni 2024   13:34 Diperbarui: 1 Juni 2024   13:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mi Ayam | Sumber gambar: Arsip pribadi

Pada dasarnya, makanan yang dibawa pulang itu sudah mengalami penurunan suhu. Contohnya seperti kalau kita naik motor, makanan itu kalau tidak taruh di bagasi ya digantung begitu saja. Kalau di bagasi dekat mesin, masih bisa terkena panas, apabila digantung begitu saja, kena terpaan angin, akhirnya menjadi dingin dan aromnya sudah menghilang. Lalu bagaimana yang ditaruh di bagasi? Tentu makanan itu masih bisa hangat, tetapi kalau kemasannya tidak memadai, aromanya akan menguap dan semakin berkurang.

Jadi, penanganan makanan yang akan dibawa pulang, mau tidak mau, perlu mengeluarkan modal untuk memikirkan kemasan dan jasa pengantaran yang akan digunakan, supaya kualitas makananannya dapat terjaga. Meskipun kualitasnya tetap berkurang, paling tidak bisa di minimalisir.

Ilustrasi kemasan makanan | Sumber gambar: Agenlaku Indonesia
Ilustrasi kemasan makanan | Sumber gambar: Agenlaku Indonesia

Penggunaan kemasan yang mengandung lapisan aluminium dapat memperkecil kemungkinan udara atau aroma yang keluar dibandingkan hanya menggunakan plastik atau karton. Selain itu, kemasan yang menggunakan plastik vakum dapat menjadi alternatif lain yang dapat digunakan selain menggunakan kemasan yang dilapisi aluminium. Hal ini karena plastik vakum tidak membiarkan udara di luar untuk masuk ke dalam kemasan serta dapat membantu menjaga aroma, rasa, dan umur simpan produk. Makanya, ada beberapa makanan siap saji atau makanan frozen yang dibungkus dalam plastik vakum.

Kemasan retort juga dapat menjadi alternatif, karena kemasan ini memiliki lapisan aluminium di dalamnya selain itu dapat divakum dan dapat menjalani proses pasteurisasi yang bertujuan untuk mengurangi mikroba di dalam masakan itu.

Lalu bagaimana dengan wadah seperti boks plastik yang ada tutupnya? Bisa juga digunakan dan hasilnya tetap baik terutama untuk hidangan siap saji, setidaknya lebih baik jika dibandingkan kemasan kertas karena pori-porinya lebih lebar.

Oleh karena itu, sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat makanan itu jadi lebih enak disantap di tempat, seperti pengaruh dari suhu makanan, cara masak, dan penanganan makanan yang dibawa pulang. Penanganan makanan yang dibawa pulang juga perlu memperhatikan beberapa faktor seperti kemasan dan cara transportasinya.

Mitos tentang makanan yang dibawa pulang menjadi tidak enak karena adanya "guna-guna" itu tidaklah benar, karena nyatanya ada beberapa faktor ilmiah dibalik kejadian itu.

Terima kasih sudah membaca

Referensi:

1. Talavera, K., Ninomiya, Y., Winkel, C., Voets, T., & Nilius, B. (2007). Influence of temperature on taste perception. Cellular and molecular life sciences, 64, 377-381. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun