Suatu hari, saya sedang menjelajah media sosial dan menemukan sebuah video yang membahas tentang Suku Muna di Sulawesi Tenggara.Â
Pembahasan dalam video itu menjelaskan mengenai kepercayaan lokal suku Muna dalam mengolah makanannya dan menganggap bahwa, ketika mengolah ayam utuh, ada bagian tertentu yang merupakan "titipan" untuk "makhluk lain".Â
Kedengarannya sangat unik dan juga menyeramkan, apalagi, stereotipe mengenai "makhluk lain" biasa dikaitkan dengan roh-roh tertentu.Â
Bahkan kita cenderung meninggalkan kearifan lokal tersebut karena dianggap "tidak relevan" dalam kehidupan ini hanya karena kita mengaggap bahwa nilai-nilai tersebut berkaitan dengan hal mistis.Â
Anggap saja ketika muncul kata "leluhur", kurang lebih pemikiran yang muncul adalah roh-roh dari seseorang di masa lalu, yang padahal maksudnya adalah warisannya yang diturunkan dari leluhur, bukan merujuk ke leluhurnya itu sendiri.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan dengan suku dan kebudayaannya, sehingga kita memiliki kehidupan yang beragam.
Bersyukur kita hidup dan berdiri dalam ideologi Pancasila yang mempersatukan perbedaan di antara kita.
Kekayaan ini membuat kita jadi mengenal berbagai kearifan lokal (local wisdom) yang sangat beragam, tergantung suku dan budayanya.
Seperti halnya kepercayaan suku Muna yang sudah saya jelaskan di awal paragraf. Mengolah ayam adalah salah satu contoh yang dibahas pada video tersebut.
Suku Muna mempercayai, bahwa ada bagian tertentu yang perlu diberikan kepada makhluk lain. Makhluk lain yang dimaksud oleh mereka, yaitu untuk hewan ternak lainnya seperti babi.Â