Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya memiliki hobi membaca dan menikmati konten visual yang berkaitan dengan sains, perkembangan teknologi, dan makanan. Tetapi tidak hanya di situ, saya juga tertarik dalam dunia otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ternyata Setiap Harinya Kita Mengonsumsi "Obat"

24 Januari 2024   19:50 Diperbarui: 25 Januari 2024   07:45 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Jennifer Schmidt

Apakah ada yang pernah mendengar sebuah istilah "Let thy food be thy medicine and medicine be thy food?" 

Sebuah kalimat yang diucapkan oleh Hipocrates, yang diartikan sebagai "Jadikan makanan sebagai obat dan obat sebagai makanan". 

Setelah diterjemahkan sepertinya menarik, bahwa makanan bisa menjadi obat, namun kenapa obat menjadi makanan? Apakah kita bisa mengambil arti kalimat tersebut secara harafiah?

Kalimat tersebut ada betulnya bahwa makanan bisa menjadi sebuah obat, namun bukan berarti dikatakan sebagai "obat" dan obat pun tidak bisa disebut sebagai "makanan". 

Seperti yang kita tahu bahwa makanan merupakan perpaduan olahan dari berbagai bahan pangan yang disajikan dengan berbagai cara, seperti pada umumnya yaitu dimasak.

Makanan itu sendiri dibuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Berbagai bahan pelengkap digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, seperti menggunakan tanaman herbal dan rempah. Setiap komponen pada makanan, memiliki manfaatnya tersendiri, misalnya seperti membuat sop ayam.

Mari kita bedah

Sumber foto: Jennifer Schmidt
Sumber foto: Jennifer Schmidt

Dalam sup ayam, komponennya terdiri dari potongan daging ayam, wortel, kentang, seledri, bawang putih, bawang merah, lada, garam, MSG (monosodium glutamat), dan gula. Setiap komponen tersebut memiliki peranan masing-masing, seperti:

  • Ayam: Sebagai sumber protein yang dibutuhkan untuk pemulihan sel tubuh (peremajaan)
  • Wortel: Sumber antioksidan dan serat karena kaya akan beta-karoten yang berguna untuk kesehatan mata
  • Kentang: Sumber kabrohidrat dan serat, dapat digunakan sebagai pengganti nasi, berfungsi untuk memberikan energi untuk beraktivitas
  • Bawang putih dan merah: Memberi aroma khas untuk hidangan sup. Selain itu, memiliki manfaat nutrasetikal.
  • Seledri: Sumber antioksidan dan tanaman herbal yang memiliki manfaat nutrasetikal. Serta memberi aroma khas untuk hidangan sup
  • Lada: Memberi sensasi pedas dan memiliki manfaat nutrasetikal
  • Garam: Memberi rasa asin dan menjaga ion tubuh karena terdiri dari Natrium dan Klorida (NaCl)
  • Gula: Memberi rasa manis. Sumber energi untuk beraktivitas.

Dari rincian tersebut, kita tahu bahwa memang setiap komponen pada makanan memiliki perannya sendiri dan dengan perpaduan yang tepat, dapat menciptakan harmoni rasa dan aroma yang memikat hati.

Menariknya saya sempat menyebutkan tentang nutrasetikal, lalu apakah itu nutrasetikal? Jadi, nutrasetikal itu adalah sebutan untuk zat pada tanaman herbal yang memiliki manfaat secara fisiologi, untuk kesehatan manusia. 

Biasanya tanaman herbal dijadikan sebagai obat herbal karena memiliki manfaat nutrasetikal tersebut. Contohnya seledri, tanaman ini memiliki kandungan zat yang berguna untuk menurunkan tekanan darah pada penderita darah tinggi, bermanfaat untuk kesehatan sendi dan memiliki zat antiinflamasi.

Bahan rempah | Sumber foto: Agnieszka Stankiewicz
Bahan rempah | Sumber foto: Agnieszka Stankiewicz

Itu baru salah satu contoh tanaman, bayangkan jika mengonsumsi makanan yang kaya akan rempah seperti rendang, arsik, ayam rica-rica, atau makanan timur tengah. 

Lalu bagaimana dengan minuman? Sama saja manfaatnya, contoh minuman kaya rempah itu seperti bir kocok, bir pletok, wedang uwuh, dan minuman herbal lainnya. 

Oleh karena itu, makanan dan minuman yang memiliki rempah tidak hanya memiliki nilai nutrisi tetapi juga manfaat kesehatan.

Makanan atau minuman yang dicampur herbal dan rempah memiliki aroma yang sangat kuat, sehingga tidak semua orang dapat menikmatinya. 

Meskipun begitu, kelompok orang ini masih bisa mendapatkan manfaatnya dengan makanan yang sedikit mengandung rempah. Mau bagaimana pun, memang tanaman herbal dan rempah sangatlah bermanfaat jika dikonsumsi dalam bentuk makanan dan minuman.

Setelah penjelasan diatas, mari kita kembali membahas kalimat dari Hipocrates yang menyatakan "Let thy food be thy medicine and medicine be thy food" itu ada benarnya, dengan mengetahui bahwa setiap bahan makanan yang kita gunakan itu memiliki manfaatnya tersendiri. 

Makanan yang bergizi dan sedikit proses olahan, bisa memberikan manfaat yang baik bagi tubuh, selain itu bisa menjaga kandungan zat nutrasetikal pada bahan pangan tetap terjaga. 

Makanan bergizi tidaklah cukup untuk menjaga kesehatan tubuh, karena harus diimbangi dengan kondisi pengolahan yang bersih agar minimal terjadinya kontaminasi makanan.

Percuma apabila makanan sehat diproduksi pada tempat yang kotor dan penuh kontaminan seperti lalat atau serangga hama lainnya. Makanan bergizi, pola makan yang baik, diikuti dengan olahraga dan istirahat yang cukup dapat meminimalisir kita untuk menjadikan obat sebagai makanan. 

Maka dari itu, kalimat Let thy food be thy medicine disebutkan terlebih dahulu untuk memberikan pemahaman bahwa makanan bisa dijadikan sebagai "obat" untuk tubuh kita, supaya jangan sampai berubah menjadi "Medicine be thy food" yang artinya obat menjadi makanan.

Kesimpulannya

Tetapi harus diingat kembali bahwa makanan bisa menjadi "obat" tidak bisa diartikan selayaknya obat yang dikonsumsi untuk proses penyembuhan, tetapi sebagai pemahaman bahwa di dalam makanan, kita bisa memperoleh nutrisi dan zat yang bersifat sebagai "obat" dalam bentuk yang alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun