Mohon tunggu...
Healthy

Apakah Obat Dapat Menghambat Pertumbuhan Otot?

24 Oktober 2017   20:19 Diperbarui: 2 November 2017   16:59 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selamat datang di artikel ketiga saya. Kali ini saya akan membahas mengenai jaringan otot serta mengenai obat anti inflamasi. Selamat membaca

Jaringan otot merupakan jaringan yang berguna sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril.  Berdasarkan fungsi dan struktur penyusunnya, jaringan otot dibedakan menjadi otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Ketiga jenis otot tersebut memiliki perbedaan di bagian inti sel,letak, kontraksi, dan reaksi terhadap rangsang. Namun jenis otot yang dapat berkembang jika diberikan beban secara rutin adalah otot lurik.

Inflamasi/radang adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan yang berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera. Inflamasi merupakan satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi. Radang mempunyai peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi.

Obat anti inflamasi adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang). Terdapat jenis steroid dan non-steroid. Jenis non-steroid biasa digunakan dalam luka/cedera yang ringan. Mungkin sebagian dari kalian lebih mengenal dengan sebutan aspirin/ibuprofen. Kedua obat tersebut merupakan jenis obat anti inflamasi non-steroid (NSAID). Kedua jenis tersebut memiliki efek samping masing-masing tergantung jenis obat yang digunakan. Secara umum obat ini tidak berbahaya selama dikonsumsi dalam dosis yang aman.

Sekarang, saya akan mengemukakan beberapa opini saya mengenai obat anti inflamasi yang bisa menyusutkan jaringan otot. Sebelum itu, kita harus memahami terlebih dahulu bagaimana otot bisa berkembang dan apa yang bisa mempengaruhi perkembangan sel otot? Setiap hari otot dapat berubah tergantung aktivitas dari pengguna otot tersebut, apakah otot akan mengembang menjadi lebih besar, ataukah akan menyusut menjadi lebih kecil. Apakah kalian sering melihat atlet-atlet olahraga? Kebanyakan dari atlet tersebut mempunyai otot yang besar. Tubuh seorang atlet pada umumnya dipenuhi oleh otot-otot yang terlihat lebih besar dan tebal terutama pada bagian bisep daripada tubuh orang yang malas beraktivitas fisik. Kita semua tahu hal ini, tapi bagaimana sebetulnya hal ini terjadi? Mengapa demikian?

 Pada dasarnya, jika kita menginginkan otot pada tubuh kita tumbuh, otot harus sering digerakkan dan rutin ditempatkan pada beban. Namun beberapa sumber juga mengatakan bahwa latihan beban ini tidak harus selalu mengenai angkat beban, latihan ini dapat berupa yang lain, misalnya push up dan sit up yang lebih sederhana dan bisa dilakukan dimanapun. Dalam hal ini otot yang berkembang adalah otot lurik/ otot rangka. Saat hal itu terjadi, serat otot kita akan mengalami suatu perubahan seluler.

Setelah itu, otot kita akan mengalami kerusakan kecil atau mikroskopik yang bisa beregenerasi membentuk serat-serat yang bisa menyesuaikan dengan keadaan yang baru jika kita "merusak" serat otot dengan benar yaitu misalkan dengan latihan beban yang cukup dan menambah nutrisi yang tepat, maka otot kita bisa berkembang dengan baik. Sebaliknya, jika kita terlalu berlebihan ataupun terlalu sedikit, maka serat otot akan berkembang dengan kurang optimal.

Pada otot lurik meskipun tidak dapat bermiosis, jaringan diyakini mampu melakukan suatu regenerasi meskipun hanya bersifat terbatas. Sebenarnya, sumber sel yang meregenerasi sel otot khususnya pada otot lurik yang berkembang adalah sel satelit .Sel satelit merupakan populasi kecil sel berinti satu yang berbentuk gelendong serta mengelilingi setiap serat otot matang. Hubungannya cukup erat dengan permukaan serat otot, Sel satelit dianggap sebagai mioblas tidak aktif yang menetap sehabis deferensiasi otot.

Setalah cedera atau rangsangan tertentu lainnya, maka sel satelit yang biasanya diam, menjadi aktif, berproliferasi, dan bergabung membentuk serat otot rangka yang baru dan menyesuaikan dengan perkembangan otot tersebut. Walaupun tidak bisa seperti otot polos yang langsung melakukan mitosis untuk menggantikan jaringan yang rusak, otot lurik masih bisa melakukan regenerasi.

Kebanyakan orang lebih memilih obat anti inflamasi non steroid ( NSAID ) daripada obat anti inflamasi steroid, karena walaupun obat anti inflamasi yang mengandung steroid memiliki efek positif yang dimana obat tersebut sangat ampuh dalam mengatasi inflamasi yang ditunjukkan bahwa efek langsung lebih cepat hilang, namun tentu memiliki efek samping yang besar pula yang berupa penyakit : hipertensi,osteoporosis, dll

Para atlet merupakan orang-orang yang rutin melakukan olahraga dan beberapa latihan fisik yang diatas rata-rata orang biasa. Latihan fisik tersebut sangat mungkin berpotensi untuk mendapatkan cedera atau radang, baik ringan maupun sedang. Obat antiinflamasi non-steroid ( NSAID ) mungkin telah sering dibicarakan para atlet. Atlet-atlet tersebut menggunakan NSAID sebagai kebutuhan untuk sekedar mengurangi nyeri yang terutama terdapat di sel-sel otot.

Cukup meminum beberapa pil, maka rasa sakit dapat hilang dengan lebih cepat. NSAID dianggap mengurangi rasa sakit terutama dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX) yaitu keluarga enzim yang mengkatalisis konversi asam arakidonat menjadi prostat proinflammatori. Dengan menumpulkan sintesis prostanoid, NSAID dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat latihan pasca latihan, sehingga memungkinkan para atlet untuk berlatih keras dan berat pada hari ke hari,dan itu seharusnya dapat mengarah pada keuntungan bagi para atlet serta ukuran otot yang dapat berkembang dengan lebih baik. Tetapi ternyata tidak.

Setiap obat pasti terdapat efek sampingnya. Terdapat berbagai alasan mengapa obat anti inflamasi nonsteroid ( NSAID) dapat menghambat pertumbuhan sel otot. Pertama, NSAID dapat mengganggu produksi prostanoid, ada anggapan bahwa obat ini juga memiliki efek negatif pada perkembangan otot. Memang pada penelitian awal menunjukkan hal ini terjadi.

Penelitian yang dilakukan telah secara konsisten menunjukkan bahwa NSAID mengganggu metabolisme protein dan mengurangi perkembangan otot sebagai respons terhadap beban otot. Efek merugikan pada adaptasi otot telah ditemukan dengan penggunaan NSAID selektif dan non-selektif, yang mencapai penurunan hipertrofi 50% yang berarti peningkatan volume jaringan otot dapat berkurang hingga 50%, sehingga tentu saja jelas bahwa obat anti inflamasi nonsteroid dapat mengurangi volume otot yang bisa berkembang. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Todd Trappe pada tahun 2002 menemukan bahwa NSAID non-selektif yang diambil setelah latihan supileksimal eksentrik mengurangi sintesis protein hingga 50% sampai 75%. Selain itu, dari beberapa sumber mengatakan bahwa jenis ibuprofen juga dapat menghambat hipertrofi otot

Alasan kedua adalah NSAID yang secara selektif dapat menghambat enzim COX serta prostaglandin. Dua jenis NSAID yang terkenal yaitu aspirin dan ibuprofen pun bekerja dengan cara yang tidak jauh beda, yaitu dengan cara menghambat sintesis prostaglandin dan reaksi inflamasi. Lalu,apa itu prostaglandin? Prostaglandin merupakan mediator terjadinya inflamasi, yaitu penyebab rasa nyeri, perih, dan panas yang mempertahankan fungsi homeostatik dan menengahi mekanisme patogen, termasuk respons inflamasi. Mereka dihasilkan dari arakidonat oleh aksi isoenzim siklooksigenase (COX).

Lalu hal itu akan memicu dikeluarkannya sitokin.Sitokin berperan dalam mengaktifkan sitem kekebalan tubuh untuk memperbaiki otot yang rusak tadi. Semakin besar kerusakan yang dialami, semakin lama waktu yang diperlukan tubuh kita untuk memperbaiki diri sendiri. Akibat dari kerusakan dan perbaikan otot yang berulangkali akan dapat membuat otot menjadi lebih besar dan kuat. Prostaglandin memainkan peran kunci dalam menghasilkan respon inflamasi. Obat anti inflamasi nonsteroid bekerja dengan menghambat produksi Prostaglandin dalam suatu rangkaian proses inflamasi (radang), sehingga dengan tidak terbentuknya prostaglandin maka tidak akan terjadi rangsangan pada reseptor nyeri pada ujung-ujung saraf yang akan berujung pada hilangnya rasa nyeri.

Lalu, apakah obat anti inflamasi non-steroid tetap dapat digunakan? Pertanyaan ini sudah dapat terjawab oleh salah satu peneliti berikut. Brad Schoenfeld, dari Departemen Ilmu Kesehatan di kota New York, mensurvei penelitian yang tersedia mengenai apa yang terjadi pada berbagai aspek aktivitas otot saat penganut olahraga menggunakan obat-obatan yang disebut obat anti-inflamasi nonsteroid, atau NSAID (misalnya ibuprofen, aspirin , dll.).

Schoenfeld menemukan bahwa penggunaan NSAID sesekali tampaknya tidak menghambat peningkatan otot pasca latihan. Tapi Schoenfeld juga menemukan bahwa penelitian menunjukkan bahwa, setidaknya pada orang-orang yang berolahraga secara teratur, penggunaan NSAID jangka panjang mungkin merugikan, terutama pada mereka yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar.

Dari data-data dan analisis di atas, penulis menyimpulkan bahwa obat anti inflamasi nonsteroid ( NSAID ) boleh saja bila ingin digunakan, asal dengan dosis yang tidak berlebihan dan tidak terlalu sering, itu tidak akan memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan otot. Hal ini dikarenakan tidak hanya efek samping jangka pendek yang akan menimpa pengguna obat, namun juga efek samping jangka panjang.

Efek samping jangka panjang dari pengguna obat tersebut salah satunya adalah dapat mengalami kerusakan pada hati, lambung, ginjal, dan bahkan beberapa jenis dapat menyebabkan masalah pada sirkulasi darah. Sebenarnya nyeri yang dihasilkan dapat hilang dengan sendirinya yang dikarenakan oleh koordinasi otak yang mengkoordinasi untuk memperbaiki sel-sel otot, namun terkadang sakit tidak bisa ditahan sehingga sebagian orang lebih memilih meminum obat NSAID ini. Walaupun obat golongan non-steroid ( NSAID ) ini tidak terlalu berbahaya seperti obat golongan steroid, dalam penggunaan yang berkelanjutan atau jangka panjang dapat menyebabkan efek samping pula.

Obat-obatan tersebut diklasifikasikan sebagai penghambat COX, dan aktivitas COX (siklooksigenase) adalah merupakan komponen penting bagi hipertrofi otot. Sehingga, jelas bahwa obat-obat tersebut dapat menghambat perkembangan otot. NSAID dapat membantu penanganan nyeri jangka pendek, namun penggunaannya harus diminimalkan.Maka dari itu, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat ini secara rutin atau bahkan berlebihan.

Pakailah seperlunya saja jika benar-benar akan dibutuhkan. Atau jika perlu dapat berkonsultasi dengan dokter. Masih ada cara lain untuk menghilangkan rasa nyeri, antara lain misalkan dengan memijat bagian tubuh yang nyeri, mandi dengan air hangat, dan meregangkan otot-otot yang sedang nyeri tersebut. Jangan selalu bergantung pada obat jika tidak ingin terkena efek sampingnya baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Cukup sekian dari artikel saya. Terimakasih telah membaca secara seksama dan semoga dapat bermanfaat J

Sumber:

Pratiwi, D.A. ; Maryanti,Sri ; Srikini ; Suharno ; Bambang .2015.Biologi untuk SMA/MA Kelas XI . Jakarta: Erlangga

id.wikipedia.org

www.ebiologi.com

www.farmakoterapi.com

www.bodybuilding.com

www.deherba.com

www.mensfitness.com

www.runnersworld.com

www.t-nation.com

www.doktermuslimah.com

www.active.com

https://khayasar.com

www.deherba.com

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19176887

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun