Mohon tunggu...
Bagas Pratama
Bagas Pratama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Asian Games 2018, Kebanggaan Tak Terperi Bagi Indonesia

18 Juli 2018   09:53 Diperbarui: 18 Juli 2018   10:21 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Palembang boleh dikatakan langganan menjadi tuan rumah pertandingan olahraga baik nasional maupun internasional. Dari Pekan Olahraga Nasional yang pernah dihelat tahun 2003, SEA Games 2011, dan akhirnya yang terbaru, Asian Games 2018 tentu membuat wajah kota Palembang semakin berseri, semakin sering bersolek. Lihat saja kawasan olahraga Jakabaring, itulah contoh nyatanya. 

Kian hari kawasan Jakabaring makin ramai dikunjungi, meski saat tak ada perhelatan olahraga disana. Maka jelas, Asian Games kali ini semakin memacu Palembang dan juga Jakarta untuk merias dirinya, dan tak dapat dipungkiri, hal ini akan menambah daya tarik pariwisata di kota tuan rumah Asian Games. Benar begitu bukan?

Di sisi ekonomi, baik mikro maupun makro, juga tak kalah membawa kegembiraan bagi Indonesia. Menjadi tuan rumah Asian Games tentu bukan hal yang mudah, Indonesia 'dipaksa' berbenah. Bagi ibukota DKI Jakarta, tentu bukan hal yang asing jika dimana-mana dilakukan pembangunan infrastruktur, apalagi menjelang Asian Games, pemerintah tentu akan menggenjot pembangunan, pembangunan Light Rail Transit (LRT) adalah salah satu buktinya.

Hal yang sama dirasakan kota Palembang, Sumatera Selatan. Sejak pelaksanaan PON 2003, SEA Games 2011 lalu, Sumatera Selatan selalu disibukkan dengan pembangunan, demi terselenggaranya perhelatan olahraga yang bergengsi. Sekarang, masyarakat Sumsel pun kembali merasakan dampak langsung dari terpilihnya Palembang sebagai tuan rumah Asian Games. 

Perlintasan LRT terbentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Kawasan Olahraga Jakabaring, melintasi kota pempek dengan semua warnanya, menyeberangi sungai Musi yang melegenda, bersampingan dengan jembatan Ampera, nampak seperti dua bersaudara. Hal itu jelas pembangunan bukan? 

Terlebih upaya pemerintah menyambungkan Indralaya ke Palembang dengan dibangunnya Tol Palindra (Palembang-Indralaya), termasuk kita bisa berhasil melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, flyover, perluasan bandara, penambahan kapasitas air bersih, pembangkit listrik dan berbagai pembangunan lainnya.

Di bidang investasi, tentu dengan Asian Games, kita dapat mempromosikan Jakarta dan Sumsel di mata dunia. Investor asing akan tertarik menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api. 

Semua ini secara makro tentu berdampak pada perekonomian Indonesia. Pembangunan yang dilakukan juga akan meninggalkan bekas untuk masyarakat itu sendiri. Masyarakat pasti ikut mencicipi Tol Palindra, jalan, jembatan, flyover, dan juga LRT usai Asian Games. Pembangunan di dua regional tuan rumah Asian Games ini, yakni Jakarta dan Palembang mendapat keistimewaan tersendiri. Geliat perekonomian tentu dipercepat bukan?

Anggaran bagi Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 atau INASGOC dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memproyeksikan dampak ekonomi secara langsung penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang dari pengeluaran peserta dan pengunjung mencapai Rp3,6 triliun. Menurut saya, suatu hal yang patut diacungi jempol.

Asian Games yang merupakan perhelatan akbar olahraga se-Asia, pasti mengundang kedatangan banyak masyarakat luar negeri terkhusus Asia. INASGOC telah mematok harga untuk tiket menonton pertandingan Asian Games. Indonesia harus sedikit 'ngotot' menjual tiket dengan Rupiah, terutama kepada tamu asing. Sebab, selain berdampak pada peningkatan nilai Rupiah, tentu hal ini akan menambah devisa negara. Lagi-lagi suatu hal yang menguntungkan bagi Indonesia.

Pada sektor mikro, Asian Games juga menyuguhkan potensi yang luar biasa. Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi cinderamata Asian Games 2018 akan semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas selain kapasitas produksinya demi menjawab kebutuhan dan keinginan pasar akan cinderamata dalam pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia ini. Selain meningkatkan produksi, juga tentunya menumbuhkan kreativitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun