Di sebuah desa ada sebuah gubuk kecil yang didalamnya tinggal seorang anak dan ibunya. Si anak sosok anak yang pandai dan mudah bergaul, namun terlepas itu semua dia sangat membenci ibunya. Setiap kali ibunya mengantar sekolah si anak selalu menolak karena ibunya bermata satu. "Ibu, kau dirumah saja, tak perlu mengantarku ke sekolah, aku malu ibu", kata si Anak sembari lari meninggalkan ibunya. Kemudian Sang Ibu hanya tersenyum. Akan tetapi sang Ibu selalu menyanyangi anaknya meski dia diperlakukan seperti itu. Pagi hingga petang sang Ibu selalu pergi ke pasar untuk menjual sayur mayur yang dipetiknya dari kebun untuk membiayai sekolah si anak. Tak peduli terik panasnya matahari, tak peduli hujan yang membuatnya menggigil, Sang Ibu selalu semangat menjalani aktifitasnya demi kebahagiaan dan kesuksesan si anak.
Sampai pada suatu waktu dibuka beasiswa untuk menempuh tingkat strata 1 di luar negeri di sma tempat sekolah si anak. Si anak pun bersemangat belajar untuk mengejar beasiswa tersebut karena dia sudah bosan tinggal di gubuk dan sudah cukup merasa malu karena ibunya bermata satu.
Dan akhirnya jerih payah si anak tak sia-sia, Si anak berhasil memperoleh beasiswa tersebut. Dia pun senang bukan kepalang karena tiba waktunya dia keluar dari gubuk kumuh dan bisa tak bertemu ibunya lagi. Hari keberangkatan pun tiba dan si anak dengan bersemangat berangkat untuk menempuh pendidikan di luar negeri tanpa memberitahu Sang Ibu bahwa dia telah mendapat beasiswa ke luar negeri.
Di Universitas pun si anak termasuk mahasiswa cemerlang dengan segudang prestasi yang disabetnya. Harapannya untuk menjadi orang sukses sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Di sisi lain, Sang Ibu terus mencari informasi tentang keberadaan anaknya, namun usahanya masih belum terwujud.
Setelah menyelesaikan bangku kuliah si anak bekerja di perusahaan multinasional, dan kariernya pun melejit pesat. Rumah mewah, mobil mewah dan semua keinginannya terpenuhi. Dan akhirnya dia juga memiliki istri yang cantik, anak yang lucu & keluarga yang bahagia. Sampai pada suatu waktu Sang Ibu menemukan alamat rumah si anak diluar negeri, Sang ibupun menghabiskan semua uangnya untuk bisa mendatangi alamat rumah si anak. Ketika sampai di depan rumah, Sang Ibu melihat sosok anak kecil lucu yang sedang bermain di halaman yang tak lain adalah cucunya sendiri. "Permisi...permisi...", teriak sosok wanita tua ini dengan sisa tenaganya. Tak lama si Anak keluar, diapun seketika kaget karena Sang Ibu ada di depan rumah mewahnya. Seketika si anak berteriak dengan lantang, "Pergi kau pengemis bermata satu, jangan takuti anakku dengan mukamu yang bermata satu". Lantas sosok Ibu tua renta ini menjawab, "Maaf mas, mungkin saya salah alamat". Kemudian Sang Ibu pulang ke gubuknya dengan penuh keputusasaan karena mengira alamat yang didapatnya salah.
Sang Ibu kemudian mempersiapkan diri untuk datang ke acara reuni SMA si anak karena Sang Ibu yakin si anak akan datang . Dan hal yang diharapkan pun terjadi, Si Anak datang ke acara reuni SMA karena disini ajang untuk membuktikan kepada teman-temannya bahwa dia sekarang merupakan orang sukses. Namun, Sang Ibu tak dapat datang karena seminggu sebelum reuni tersebut Sang Ibu meninggal karena sakit.
Setelah reuni selesai, entah ada angin apa si anak ingin sekedar melihat gubuk lamanya dan berharap tidak akan bertemu Sang Ibu. Mobil mewahpun diparkir sekitar 100m di depan gubuk. Kemudian si anak berjalan menuju gubuk. "Kau pulang juga, Ibumu sudah meninggal seminggu yang lalu", ucap salah seorang tetangga. "Oh begitu", sahut si anak dengan dinginnya. Si anak pun merasa lega karena ibu yang selama ini membuatnya malu akhirnya pergi untuk selama-lamanya. Lalu si anak berjalan menuju kamar ibunya, kondisinya masih kumuh seperti dulu. Namun, si anak menemukan sepucuk surat di kamar ibunya. Dan tanpa panjang lebar si anak langsung membaca surat itu,
Nak, selama bertahun-tahun ibu selalu mencarimu, namun usaha ibu selalu sia-sia
Sampai akhirnya Ibu tahu bahwa ada reuni di SMA mu,,
Besar harapan ibu untuk bisa bertemu dengan bintang kecil ibu yang dulu..
Terlepas dari itu semua Ibu bangga kepadamu nak,,
Kata teman-temanmu kau sekarang sudah bisa meraih kesuksesan yang dulu kau damba-dambakan
Ibu senang nak..
Meski ibu tahu bahwa kau sangat malu karena ibu bermata satu, namun ibu senang
Karena salah satu mata ibu yang didonorkan kepadamu dapat mengantarkanmu kepada kesuksesan
Perlu kau ketahui nak, dulu kau dan ayahmu mengalami kecelakaan tragis yang merenggut nyawa ayahmu dan salah satu bola matamu nak, sehingga ibu memberikan salah satu mata ibu untukmu nak, karena jalanmu masih panjang, perjalanan hidupmu masih jauh. Dan yang pasti karena Ibu menyayangimu anakku.
Bagaikan disambar petir si anak diam kaku, Ibu yang selama ini membuatnya malu karena bermata satu ternyata adalah sosok Ibu yang luar biasa. Sosok yang telah menutupi kekurangan anaknya yang sebenarnya bermata satu. Sosok Ibu yang selama ini dianggap aib baginya sesungguhnya adalah sosok yang menutupi kekurangan anaknya. Penyesalan yang luar biasa yang dirasakan si anak.
Cerita ini merupakan resume dari artikel yang pernah saya baca. Intinya saya hanya ingin mengulas dan membaginya kepada rekan-rekan agar kita bisa selalu bersyukur dengan apapun kondisi ibu kita.Note to myself:
Ibu terima kasih atas kasih sayangmu, atas usahamu membesarkanku, atas setiap tetes keringat yang kau keluarkan untukku, atas setiap senyuman yang kau berikan untukku, atas setiap keluh kesah yang tak pernah engkau ungkapkan, atas bimbinganmu & atas setiap tetes darah yang kau keluarkan untukku.
Maaf aku belum bisa menjadi anak yang baik, belum bisa menjadi anak yang sepenuhnya berbakti, belum bisa membelikanmu rumah mewah, mobil mewah dan materi lainnya, belum bisa membuatmu nyaman setiap saat, namun yang pasti I LOVE YOU SO MUCH BECAUSE YOU'RE MY ANGEL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H