Dampak dari skandal akuntansi sangat luas dan merugikan berbagai pihak. Pertama, skandal ini secara signifikan menghancurkan kepercayaan investor terhadap pasar modal dan perusahaan yang terlibat. Investor yang merasa telah ditipu oleh perusahaan akan menarik investasi mereka, yang pada gilirannya menyebabkan harga saham perusahaan tersebut jatuh dan meningkatkan volatilitas di pasar secara keseluruhan. Kedua, skandal akuntansi sangat merusak reputasi perusahaan dan manajemen yang terlibat, seringkali mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari pelanggan, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini tidak jarang berujung pada hilangnya lapangan pekerjaan bagi para karyawan, penurunan performa operasional perusahaan, dan bahkan kebangkrutan perusahaan. Ketiga, dampak sosial dari skandal akuntansi juga sangat signifikan; karyawan yang tidak terlibat dalam praktik tidak etis ini sering kali kehilangan pekerjaan mereka akibat efek domino dari krisis keuangan yang dihadapi perusahaan. Selain itu, masyarakat umum pun kehilangan kepercayaan terhadap integritas dunia usaha secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan mengurangi partisipasi masyarakat dalam aktivitas ekonomi yang sehat.
C. Contoh Kasus di Indonesia
Di Indonesia, terdapat beberapa kasus skandal akuntansi besar yang menjadi sorotan publik dan mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap integritas perusahaan serta pengawasan keuangan. Berikut ini dua kasus skandal akuntansi yang paling menonjol:
Kasus PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
Salah satu skandal akuntansi terbesar dan paling terkenal di Indonesia adalah kasus PT. Asuransi Jiwasraya (Persero). Pada tahun 2019, terungkap bahwa perusahaan asuransi milik negara ini telah melakukan manipulasi laporan keuangan selama bertahun-tahun untuk menutupi kerugian besar yang mereka alami.
Jiwasraya melakukan berbagai praktik akuntansi yang menyesatkan, termasuk pencatatan pendapatan fiktif dan penggelembungan nilai aset. Tujuan dari manipulasi ini adalah untuk menjaga agar laporan keuangan perusahaan tetap terlihat sehat di mata publik dan para pemangku kepentingan. Namun, kenyataannya, perusahaan ini berada dalam kondisi finansial yang sangat buruk.
Akibat dari skandal ini, ribuan nasabah Jiwasraya kehilangan investasi mereka. Kerugian yang diderita oleh nasabah dan negara diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Kasus ini memicu kemarahan publik dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan dan regulasi industri asuransi di Indonesia. Beberapa pejabat tinggi dan eksekutif Jiwasraya akhirnya ditangkap dan diadili atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Kasus PT. Garuda Indonesia
Kasus skandal akuntansi lainnya yang tak kalah menggemparkan adalah skandal PT. Garuda Indonesia. Pada tahun 2018, terungkap bahwa maskapai penerbangan nasional ini telah mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan perusahaan leasing pesawat yang seharusnya tidak diakui sebagai pendapatan dalam laporan keuangan tahunan mereka.
Manipulasi akuntansi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki tampilan laporan keuangan Garuda Indonesia, sehingga terlihat lebih baik daripada kenyataan sebenarnya. Hal ini menyesatkan para investor dan pemegang saham, yang percaya bahwa kondisi keuangan perusahaan jauh lebih stabil dan menguntungkan. Padahal, Garuda Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan keuangan yang serius.
Terungkapnya skandal ini menyebabkan gejolak di kalangan pemegang saham dan menurunkan kepercayaan publik terhadap manajemen perusahaan. Pihak otoritas kemudian melakukan penyelidikan mendalam, yang berujung pada pemberian sanksi kepada beberapa pejabat Garuda Indonesia yang terlibat dalam manipulasi tersebut.