Mohon tunggu...
Bagas Hayujatmiko
Bagas Hayujatmiko Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger dan Dreamer

Seorang pengangguran banyak acara yang hobinya mengkhayal dan menulis. Cita-cita masa kecil pengen masuk Hogwarts, tapi tidak seberani Gryffindor, tidak sepintar Ravenclaw, tidak sebaik Hufflepuff, tidak selicik Slytherin.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Mr. Sunshine", Sebuah Sejarah yang Dikemas dalam Romansa Apik

16 Desember 2021   08:00 Diperbarui: 16 Desember 2021   08:04 5634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gun, glory, sad ending.

Jika membicarakan drama Korea, ada banyak sekali jenis cerita dan genre yang tersedia. Mulai dari romance yang ringan seperti Boys Before Flower sampai thriller seperti Save Me. Salah satu genre yang selalu berhasil menarik perhatian adalah genre sejarah. Selain karena jalan cerita yang biasanya dramatis, genre sejarah bisa dijadikan salah satu sarana pembelajaran untuk penonton lokal yang kesulitan belajar sejarah di sekolah.

Salah satu drama sejarah populer dan terbaik sepanjang sejarah adalah Mr. Sunshine. Ya, dengan judul Inggris baik itu untuk judul yang dikenalkan untuk penonton nasional maupun internasional. Cerita dalam drama ini berlatar waktu dan tempat yang sungguhan tercatat dalam sejarah Korea, dan tercatatnya pun sebagai sejarah kelam. Kenapa? Karena drama ini berlatar ketika kerajaan Joseon, nama Korea pada saat itu, mulai diinvasi oleh bangsa asing. 

Meski berlatar waktu yang sungguhan terjadi, dan cukup sensitif sebenarnya, karakter-karakter dalam drama ini banyak menggunakan karakter fiktif, terutama untuk lima karakter utamanya. Mungkin hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menghindari hal-hal yang bisa menyinggung. Mari kita berkenalan dengan lima karakter utama dalam drama ini.

1. Eugene Choi. Memiliki nama Korea Choi (dibaca Chwe) Yujin. Seorang anak budak yang kabur dari rumah tuannya untuk menyelamatkan diri ketika orang tuanya dibunuh karena ingin kabur. Ia pun dibawa oleh seorang misionaris Amerika ke negeri paman Sam dan tumbuh besar di sana. Ia kembali ke Joseon sebagai utusan militer dari Amerika Serikat, berpangkat sebagai Kapten.

2. Go Ae Shin. Seorang putri bangsawan yang memiliki jiwa patriotisme tinggi. Ia diizinkan oleh kakeknya untuk ikut berjuang menggunakan senjata. Ketika menjalankan misi, ia menyamar seperti laki-laki dengan menggunakan topi fedora, kain penutup wajah dan setelan resmi laki-laki ala Eropa pada saat itu. Saat menjalankan misi pertamanya, ia bertemu Eugene Choi.

3. Gu Dong Mae. Seorang anak tukang daging. Pada saat itu, tukang daging adalah kasta paling rendah bahkan di antara rakyat jelata sekalipun. Singkat cerita, ia kabur ke Jepang dan menjadi pemimpin kelompok samurai. Di perjalanan, ia bertemu Ae Shin yang menyelamatkannya. Saat kembali ke Joseon, ia bertemu Ae Shin lagi.

4. Kudo Hina. Dengan nama Korea Lee Yang Hwa. Seorang janda pemilik Glory Hotel, hotel satu-satunya di Hanseong (nama kota Seoul saat itu). Karena sering berinteraksi dengan tamu-tamunya, ia memiliki banyak informasi. Meski begitu, ia menjaga kerahasiaan tamunya. Ia adalah puteri dari Lee Wan Ik, pengkhianat terbesar yang menjadi antagonis di drama ini.

5. Kim Hui Seong. Seorang anak bangsawan yang melanjutkan studi di Jepang dan dijodohkan dengan Go Ae Shin. Namun, ia selalu ingin lepas dari lingkup keluarga yang telah menyusahkan rakyat sekitar. Salah satunya adalah dengan cara tidak pulang ke Joseon. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk pulang ke Joseon. Namun, ia menetap di Glory Hotel dan tidak pulang ke rumah.

Jika melihat dari para tokoh utama ini saja, sudah jelas sekali penulis naskah ingin mengkritisi beberapa hal. Melalui Go Ae Shin dan Kudo Hina, penulis naskah ingin mengkritisi perempuan yang dianggap sebagai gender kedua pada saat itu. Melalui Eugene Choi dan Gu Dong Mae, penulis naskah ingin mengkritisi sistem kasta dan perbudakan. Sementara melalui Kim Hui Seong, penulis ingin mengkritisi "kasih sayang" orang tua yang mengekang anaknya dan itu masih terjadi sampai sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun