|Kehilangan Jati Diri & Identitas|
Karakter menciptakan selera. Selera mempengaruhi karya yang ada di masyarakat. Pekarya mengikuti apa selera penikmat karya. Karakter penduduk Indonesia adalah keberagamannya, penduduk yang bersahabat, dan percaya dengan agama. Lantas, apa untungnya memiliki karakter tersebut? Sayangnya, semboyan Bhineka Tunggal Ika hanyalah alat kampanye, yang pada ujungnya tidak diterapkan. Saling membakar rumah ibadah, gemar demo berjilid-jilid hingga pemilihan kepala daerah berbau intoleransi, adalah sedikit bukti bahwa saya, dan banyak warga Indonesia lainnya, ingin melenyapkan karakter bangsa.
Yang paling ironis adalah banyak penduduk Indonesia yang tidak sadar bahwa Indonesia itu sendiri unik, spesial. Hal ini berdampak dalam hal berkarya. Kita lebih mengapresiasi karya Negara tetangga. Salah satu teman saya, anti sekali menonton film buatan Indonesia. Alasannya karena ada opsi film barat, yang lebih menjamin kualitas. Aduh.
Penulis pernah melihat gambar yang dengan tepat mendeskripsikan keadaan Indonesia sekarang.
Pada akhirnya, saya belajar bahwa mungkin saya adalah alasan Indonesia kehilangan jati diri dan penyebab mengapa belum banyak karya Indonesia yang mendunia. Saya segera berbenah diri dan akan tetap percaya bahwa Indonesia adalah raksasa tidur yang sering dibicarakan dunia. Â
Karena Negeri yang memiliki  keberagaman, luas, dan kaya seperti Indonesia, ditakdirkan menjadi emas.
  Â
Referensi : 1, 2, 3, 4, 5Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H