|Pada Akhirnya|
 Karakter menciptakan selera. Lantas, karakter seperti apa yang dimiliki masyarakat Indonesia sehingga menciptakan selera dan membuat kita merespon, "ini baru Indonesia!" ? Saya bisa dengan tegas mengatakan, "Lack of character".Tak terkeculai saya lho ya. Karena sayalah yang membuat Raffi Ahmad, Awkarin dan Anya Geraldine tenar di dunia perindustriannya masing-masing.Â
Saya juga yang membuat acara Rumah Uya masih ada sampai sekarang. Dan saya juga yang membuat Farhat Abbas percaya diri mencalonkan dirinya menjadi presiden Indonesia. Contoh diatas adalah mereka, yang mengaku pekarya, yang terkenal hanya dengan 'drama kontroversial'. Inilah yang digemari saya dan jutaan banyak warga Indonesia lainnya, yaitu memberikan mereka panggung untuk tenar dengan formula 'micin'. Inilah selera kita, karakter kita. Ironisnya, mereka yang berkarya dengan sungguh-sungguh, mengerutkan kening dan menghabiskan kopi bergelas-gelas setiap harinya, beritanya tertutup alias tak terekspos oleh mereka yang.... itu. Â
 Akhir kata, tidak masalah menyukai karya 'rendahan'. Tapi saya sadar ada opsi lain sebagai penikmat karya untuk berkontribusi agar karya Indonesia meroket. Opsi tersebut adalah menjadi aneh, menjadi beda, dan menjadi berkarakter dalam berselera. Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H