Hal senada juga bisa saya dapatkan dari Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax, yang pada akhir tahun lalu menciptakan sebuah database terbuka, Turn Back Hoax, dimana semua pihak bisa membaca dan membagikan kejadian-kejadian bohong yang ada sekitar mereka. Saat diwawancarai di sebuah siaran televisi, salah satu perwakilan Turn Back Hoax, mengatakan bahwa sumber ide munculnya aplikasi berbasis crowdsourcing ini adalah dari banyaknya konten yang menyesatkan di dunia maya, yang menyebabkan keresahan banyak pihak. Semua orang di Indonesia pun mempunyai sebuah akses penyebaran kejadian bohong. Aplikasi ini akan semakin dahsyat apabila tingkat keterlibatan massa, lebih banyak.Â
Dari aplikasi anti Hoax ini, saya lagi-lagi belajar bahwa dari keresahan kita dan banyak orang, saya bisa menciptakan sebuah karya yang dapat dijadikan banyak orang sebagai langkah pertama dalam menanggulangi keresahan. Dengan lebih peka terhadap keresahan dan mau bergerak, tampaknya, saya tidak mempunyai waktu untuk mencari ide terlalu jauh.
Pada akhirnya, banyak sekali kejadian di sekitar saya yang dapat diserap dengan baik. Saya, yang selama ini hanya dapat menjelek-jelekan keadaan sekitar, bisa memanfaatkan Kompasiana sebagai sarana aspirasi dan aktualisasi diri. Sekarang saya paham bahwa untuk mendapatkan sebuah gagasan cukup dari keresahan pribadi, yang dikemas dengan baik. Saya tidak perlu mencari-cari terlalu jauh.
Yang saya butuhkan hanyalah lebih berteman dengan diri sendiri dan paham mana porsi saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H