Ada suatu kisah anak yang memiliki talenta akademik yang sangat tinggi diatas rata-rata teman sebayanya. Dimana anak tersebut masih berumur 7 tahun akan tetapi pemikiran ke-akademikannya sangat tinggi dan bahkan melebihi gurunya sendiri. film ini menceritakan tentang sosial emosional yang ber-subbabkan pola pengasuhan dan kelekatan, dan juga tempramen.Â
Disini si anak di asuh oleh seorang paman yang mana pamannya tidak begitu suka yang namanya pola akademik atau kepintaran berfikir. Dapat diartikan juga dia sebagi orang yang enjoy dan terbilang santay. Pamannya juga menerapkan pola pengasuhan DEMOKRATIS yang berarti (membebaskan) si keponakannya dalam setiap langkahnya juga mendukungnya tetapi tetap dengan pengawasannya.Â
Dan menerapkan pola kelekatan SECURE ATTACHMENT (interaksi orang tua dan anak), si keponakan tidak dibiarkan untuk hidup secara individu tetapi secara kekeluargaan melalui interaksi-interaksi. Yang mana tujuannya agar membuatnya tidak merasa kesepian.Â
Sementara nenek dari ponakan tersebut berkarakter OTORITER (mengekang atau memaksa) dan bersikap keras dengan mengedepankan ego dari nenek tersebut. Atas setiap kelebihan yang dimiliki oleh keponakannya. Dan untuk memiliki tutjuan itu, si nenek mengajak paman dari ponakannya untuk menyelesaikan masalah hak asuh si anak ke pengadilan.
Selanjutnya bercerita tentang kelebihan yang dimiliki si anak soal pola berikir yang sangat bagus dan diatas rata-rata. Bahkan dapat dibilang pola berfikirnya sepantaran dengan  pola berfikir mahasiswa yang berprestasi dibidang akademik.Â
Bagaimana tidak, anak tersebut adalah keturunan dari seorang ahli dibidang matematika yang sudah meninggal ketika anak tersebut berumur 6 bulan. Dan anak itu telah mewarisi ilmu yang dimiliki orang tuanya yang sudah tiada. Dan anaknya kini telah memiliki kehidupan yang diinginkan bersama paman dan bibiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H