Sosial anxiety, juga dikenal sebagai kecemasan sosial, adalah kondisi psikologis yang memiliki dasar ilmiah yang kuat. Untuk memahami lebih dalam tentang sosial anxiety, penting bagi kita untuk melihatnya melalui lensa penjelasan ilmiah dan psikologis.
Sistem Kecemasan dan Respon "Fight-or-Flight": Sosial anxiety memiliki kaitan dengan sistem kecemasan alami yang dimiliki oleh setiap individu. Ketika kita berada dalam situasi yang dianggap mengancam atau menegangkan, sistem kecemasan kita teraktivasi dan merespons dengan melepaskan hormon stres, seperti adrenalin. Ini memicu respons "fight-or-flight" yang menghasilkan gejala fisik seperti detak jantung yang meningkat, pernapasan yang cepat, dan keringat berlebihan. Pada individu dengan sosial anxiety, respons ini dapat terjadi bahkan dalam situasi sosial yang sebenarnya tidak berbahaya.
Faktor Neurobiologis: Penelitian menunjukkan adanya peran faktor neurobiologis dalam sosial anxiety. Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin, yang berperan dalam regulasi suasana hati dan kecemasan, dapat berkontribusi pada munculnya kecemasan sosial. Beberapa studi juga menemukan perbedaan dalam struktur dan fungsi otak pada individu dengan sosial anxiety, khususnya dalam area otak yang terkait dengan pengaturan emosi dan persepsi sosial.
-
Pola Pikir Negatif dan Penilaian Sosial yang Distorsi: Pola pikir negatif dan penilaian sosial yang distorsi juga menjadi faktor penting dalam sosial anxiety. Individu dengan sosial anxiety cenderung memiliki kecenderungan untuk memperbesar kemungkinan hal-hal negatif terjadi dalam situasi sosial, seperti diejek atau dihakimi oleh orang lain. Mereka juga sering kali memiliki kekhawatiran berlebihan tentang penampilan fisik atau perilaku mereka yang bisa membuat mereka diejek atau menjadi pusat perhatian negatif. Pola pikir negatif ini dapat memperkuat kecemasan dan menghambat kemampuan seseorang untuk mengatasi situasi sosial dengan percaya diri.
Pembelajaran dan Pengalaman Sosial: Pengalaman sosial yang buruk atau traumatis di masa lalu juga dapat memengaruhi perkembangan sosial anxiety. Misalnya, pengalaman diejek atau dihakimi dalam situasi sosial atau pengalaman merasa malu dalam presentasi di depan umum dapat meningkatkan kecemasan dalam situasi serupa di masa depan. Proses pembelajaran dan pengalaman sosial yang negatif dapat membentuk keyakinan dan persepsi yang berkontribusi pada sosial anxiety.
Pengaruh Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh signifikan pada perkembangan sosial anxiety. Tekanan untuk tampil baik, keinginan untuk diterima oleh kelompok, atau adanya budaya yang menekankan popularitas dan penampilan fisik yang sempurna dapat memicu kecemasan sosial pada individu yang cenderung merasa terancam atau tidak mampu memenuhi standar tersebut.
Penjelasan ilmiah tentang sosial anxiety memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada kondisi ini. Namun, perlu diingat bahwa sosial anxiety merupakan kondisi yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor individu dan lingkungan. Penting bagi individu yang mengalami sosial anxiety untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang terlatih dalam mengatasi kecemasan sosial. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sosial anxiety, kita dapat bekerja menuju dukungan dan pengobatan yang lebih efektif bagi individu yang mengalami kondisi ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H