Mohon tunggu...
Joshua Sibagariang
Joshua Sibagariang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Tingkat akhir FISIP UNPAD yang mulai bosan dengan perkuliahan dan mendadak hobbi travelling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotisme Pulau Sempu

6 Desember 2013   13:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:15 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendadak dan tanpa perencanaan itu sepertinya kata-kata yang tepat untuk mengawali tulisan saya ini . Trip ini dimulai ketika saya dan kedua teman saya memutuskan untuk berpisah dari rombongan teman teman dari kampus yang sedang mengadakan praktikum di Jogja.

Waktu itu tepat pukul 16.00 kita Memisahkan diri dari rombongan di Malioboro dengan satu niat "mlaku-mlaku dab ! " tanpa tahu kemana arah dan tujuan  . Ketika kebingungan di Malioboro saya teringat dengan salah satu foto teman yang ada di Instagram , ya Namanya Pulau Sempu . Pulau yang sebenarnya saya tidak tahu berada dimana , yang saya tahu hanya pulau ini ada di Jawa Timur.

Bermodalkan gadget masing masing kita mulai mencari-cari tentang dimana lokasi pulau sempu ini . Dan pada akhirnya McD malioboro menjadi tempat persinggahan yang pertama untuk sekedar numpang charge handphone sambil mencari-cari Info tentang Pulau Sempu .

Magrib pun menjelang kita memutuskan untuk membeli tiket KA Malioboro Express tujuan Malang Kelas Ekonomi seharga Rp.80.000,- untuk keberangkatan jam 10 malam . Sembari menunggu keberangkatan kita hanya berjalan-jalan dan menikmati suara musisi jalanan di Malioboro . Hingga akhirnya pukul 22.00 kita berangkat ke Malang .Dan ternyata kereta ekonomi sekarang sudah lumayan nyaman dilengkapi colokan lagi haha .

Sesampainya di Malang pukul 05.00 pagi kita masih tidak tahu akan menginap dimana . Untungnya salah seorang dari kami punya saudara  yang kebetulan tinggal di Malang . Lumayan lah untuk menghemat biaya Makan + Penginapan .

Masih bermodalkan gadget masing-masing kita mulai mencari tempat penyewaan peralatan camping di Malang dan akhirnya ketemu dengan salah satu tempat penyewaan . Sewa Carriel , matras tenda Rp.145.000 untuk 2 Hari .

Pukul 13.00 Kita memulai Perjalan dari malang kota menuju Terminal Gadang menggunakan angkot Biru ongkos sekitar Rp.3000 . Dari Gadang kita naik bis kota menuju Turen selama kurang lebih 1 Jam perjalanan . Ongkos bis ini sekitar Rp.6000 . Dari Turen ternyata angkot terakhir hanya sampai jam 2 siang , kita mulai kebingungan dan mulai lah tukang ojek di turen menawarkan jasa pengantaran sampai Pantai Sendang Biru dengan tarif Rp.50.000 , lumayan mahal menurut saya . Dengan penuh kesabaran akhirnya muncullah angkot Biru yang menuju ke Arah Sendang Biru , Kita ditawari untuk ikut namun hanya sampai di Desa yang terletak sekitar 8 KM lagi dari Sendang Biru . Dari Desa Itu kita lalu melanjutkan naik Ojek menuju sendang biru dengan membayar 15.000 .

Di perjalanan kita dibawa langsung Ke Pantai tanpa melapor ke kantor BKSDA yang ada disana karena menurut tukang ojek disana kalau lewat Kantor akan lebih mahal dan wajib menyewa guide disana . Dengan mempertimbangkan kondisi dompet saya pun setuju untuk langsung saja menyeberang . Waktu itu pukul 5 sore kita nego dengan nelayan disana untuk menyeberang ke pulau Sempu . Kita dikenakan ongkos Rp.150.000 lebih mahal 50 ribu dari tarif biasanya .Lama kita berbincang-bincang dengan orang-orang disana dan ternyata penyeberangan terakhir itu adalah pukul 5 sore dan itu pun harus menyewa guide . Dan kita tidak disarankan untuk langsung trekking ke Segara anakan karena terlalu berbahaya . Jadi bisa dibilang kita ini menyeberang lewat jalur belakang tanpa melalui perizinan di kantor BKSDA .

Pos BKSDA
Pos BKSDA

tenda hasil nyewa :p
tenda hasil nyewa :p
Tanpa guide dan modal nekat kita lalu menyeberang ke Pulau Sempu , Duduk sebentar di Pos BKSDA kita akhirnya memutuskan untuk trekking malam itu juga . Meskipun sudah magrib kita lanjut trekking ke Segara anakan bermodalkan kenekatan tentunya . Setelah pasang headlamp kita lanjut perjalanan ke Segara Anakan dan ternya medan yang akan ditempuh lumayan sulit juga , licin dan banyak karang sepanjang perjalanan mengingat kami hanya bermodalkan kaki tanpa menggunakan sepatu . Di sepanjang perjalanan banyak kami temukan sampah-sampah botol air minum maupun makanan , Hal yang tidak patut dicontoh sebenarnya . Namun ada sisi positifnya juga bagi kami , Sampah ini cukup membantu kami dalam mencari jalur menuju Segara anakan selain tentunya membaca jejak kaki .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun