Mohon tunggu...
Bay_Fadhilah
Bay_Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - UIN Sunan Gunung Djati

Aku adalah makhluqNya. karenaNya aku ada. RahmatNya tak terhingga. NikmatNya sangat luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Self Love

7 Februari 2024   07:46 Diperbarui: 7 Februari 2024   07:48 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Warna Warni Kehidupanku"

@bay_fadhilah

Dear My Self...

Selamat atas pencapaiannya!! Hari ini adalah hari bahagia untukku atas pencapaian yang telah ku jalani dengan melalui proses yang sangat tidak singkat, semua terjadi dan kujalani seorang diri. Meski ada beberapa pihak yang terkait namun didominasi oleh pribadi, yang berani melangkah untuk sampai pada tahap ini. Aku bangga pada diriku.. namun tak lupa kusyukuri bahwa semua ini bukan karena diriku, melainkan atas rahmat dari-Nya. Beribu syukur ku ucap atas segala nikmat. Yang salah satu diantara nikmat tersebut ialah pencapaianku saat ini. Pencapaian ini terlihat mudah namun sesungguhnya tak semudah itu, karena mesti banyak yang dikorbankan salah satunya itu diri. Ya, diri ini... yang mana harus dikorbankan untuk menjalani setiap hari-hari yang dilalui.

Ribuan butir air mata telah jatuh atas segala perjuangan untuk aku sampai pada tahap ini, akan menjadi saksi bahwa ini bukan hal yang kecil melainkan hal yang sangat berarti. Air mata yang menemani setiap langkahku, aku berterima kasih karenamu aku kuat, karenamu aku tak putus asa, dan karenamu aku mampu melaluinya. Sungguh sangat hebat rasanya aku mampu bertahan dan berjalan selama dan sejauh ini tanpa henti meski telah rapuh berkali-kali. Lelah, letih memang kurasa dengan sangat luar biasa, namun tetap TakdirMu sangatlah begitu sempurna.

Jujur, memang sakit rasanya, namun perlu diingat bahwa setiap sakit harus akan sembuh. Ya, sembuh... meski sembuhnya itu dengan diri sendiri lagi. Dengan segala cara yang salah satunya memaafkan diri sendiri tanpa menghakimi. Memang sesak dan penuh isak, namun tetap harus bertindak dengan bijak, karena setiap langkah membutuhkan arah, dan berusaha untuk berserah karena Dialah yang kuasa atas segala rasa. Terima kasih Tuhan, karena Engkau ku diberi kekuatan, kesabaran, serta ketabahan dalam menjalani segalanya. Hingga aku ada pada posisi saat ini, sekali lagi terima kasih Tuhan atas rahmat dan kasih sayang-Mu.

Oh iya, seharusnya... Hari ini aku bahagia atas apa yang aku dapatkan. Atas pencapaianku dan atas setiap yang aku terima. Namun nyatanya, pada hari ini jua badai itu pun datang kembali padaku bahkan hujan membersamainya. Hujannya sangat deras hingga membuatku sakit sebab derasnya air yang turun. Meski harapanku tak nyata, namun ternyata aku tetap bahagia atas segala yang terjadi karena bagiku bahagia akan terjadi meski air mata mebersamai. 

Aku Bahagia, bahkan sangat Bahagia. aku sangat bangga pada diriku ini yang tidak pernah putus asa, meski terlihat tidak bahagia tetapi hatilah yang merasakannya. 

Aku tidak menyangka bahwa semua akan terjadi seperti ini, namun lagi dan lagi aku harus bisa memaafkan diriku ini dan sembuh sendiri. Aku mau hidupku berwarna, namun nyatanya bahwa aku tidak bisa selalu Bahagia, dan menjadikan diriku selalu berwarna. Ternyata aku lupa bahwa tidak selamanya hidup ini harus berwarna seperti pelangi dengan melupai bahwa hitam pun merupakan salah satu dari warna. Sehingga seperti yang aku inginkan hidupku selalu berwarna meski warna hitam di dalamnya. Saat ini aku tahu diri bahwa semua yang kuinginkan akan terjadi meskipun kembali lagi kepada diri sendiri dapat menerimanya atau tidak. 

Mulai saat ini aku ingin hidupku berwarna, tanpa ku lupa bahwa hitam pun juga termasuk warna sehingga aku harus bisa menerima segalanya warna apapun yang datang pada kehidupanku, akan aku terima semuanya dengan lapang dada dan pasrah pada-Nya. Karena setiap takdir merupakan yang terbaik untuk hambanya. Tuhan tidak pernah salah meletakkan sesuatu pada punggung siapa yang dapat mampu memikulnya. aku tahu pencapaianku kali ini mungkin bukan hal yang terlihat istimewa, namun sesekali aku berharap aku bisa bahagia seperti yang lainnya, dihadiri oleh orang tua, diucapkan oleh para teman, sahabat, kerabat, bahkan kekasihnya. Sedangkan selalu sendiri, dan kali ini Kembali sendiri lagi. Tapi tak mengapa, aku bangga aku mampu berdiri sendiri dan hanya di bersama oleh Ilahi. 

Terima kasih Tuhan Kau selalu membersamai di mana pun aku berada, meski terkadang aku ingin bersama yang lainnya, tapi ternyata Engkaulah yang paling setia dan selalu ada. Terimakasih tuhan... aku yakin kuakan mampu untuk tetap hidup dan menjalani tiap waktu dan melangkah untuk lebih maju. sekali lagi Terimakasih Tuhan, Teimakasih Aku, I love you...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun