Mohon tunggu...
Baeti Karomatul Hidayah
Baeti Karomatul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa Oseanografi Universitas Diponegoro

Saya mahasiswa semester 6 yang sedang melaksanakan KKN, harapan dibuatnya artikel dalam kompasiana adalah bisa bermanfaat bagi pembaca dan saya sendiri sebagai penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bukan Masyarakat Pesisir? Tetap Bisa Kok Cegah Pencegahan Sampah Plastik di Laut!

6 Agustus 2021   09:31 Diperbarui: 7 Agustus 2021   09:42 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kediri, Pare (06/08/2021) -- Kediri bukanlah deretan kota-kota pesisir yang ada di Jawa Timur. Butuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan, khususnya untuk masyarakat Desa Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sampai di pesisir pantai. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan adanya partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penumpukan sampah plastik di Laut. Hal tersebut disadari oleh Mahasiswa Oseanografi Universitas Diponegoro Baeti Karomatul Hidayah, dibawah bimbingan Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si., Baeti memiliki inisiatif untuk melakukan gerakan peduli sampah laut dengan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat yang ditambahkannya dalam program KKN Tim II 2020/2021 Universitas Diponegoro yang sedang ia laksanakan.

Gerakan sosialisasi dilakukan dengan pembuatan poster yang disebar luaskan melalui media sosial. Media sosial dianggap sangat tepat untuk penyebaran informasi secara mudah namun dengan cakupan yang sangat luas. Gerakan sosialisasi yang dilakukan di media sosial ini juga merupakan salah satu upaya mematuhi Peraturan PPKM dari pemerintah. Konten dari poster yang disebarkan meliputi bahaya sampah laut dan fakta-fakta menarik seperti "Negara Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia". Selain itu juga ditambahkan cara-cara pembuatan ecobrick yang dikemas menarik dengan ilustrasi gambar.

Poster Sosialisasi
Poster Sosialisasi

Menurut Baeti, ecobrick adalah salah satu upaya sederhana yang bisa dilakukan secara mandiri untuk cegah sampah daratan masuk ke lingkungan pesisir dan laut. Pembuatannya yang tidak membutuhkan tempat khusus juga bisa dilakukan di rumah dan bisa masuk dalam daftar kegiatan keluarga untuk mengurangi keluar rumah di masa pandemi. Bagi keluarga dengan anggotanya yang masih anak-anak, ecobrick juga bisa menjadi edukasi menarik dan sangat cocok untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan yang ditumbuhkan sejak dini.

Hasil Ecobrick yang di Buat Bentuk Kursi
Hasil Ecobrick yang di Buat Bentuk Kursi

"Pandemi Covid-19 bukan halangan bagi seluruh aspek masyarakat untuk andil dalam gerakan- gerakan peduli lingkungan, tapi sebaliknya yaitu peluang munculnya gerakan mandiri dan potensi edukasi kepada anak-anak. Pembuatan ecobrick adalah salah satu contoh upaya mandiri peduli sampah plastik yang sangat cocok untuk mengisi waktu luang di masa pandemi" Ujar Baeti menambahkan.

Proses Pembuatan Ecobrick
Proses Pembuatan Ecobrick

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun