Tidurlah terlambat malam ini agar siang kau terbangun esok.
Tak sanggup rasanya kulihat mata polosmu memasrah saat kubuka jendela mobil travel itu. sedang kau tak berkedip digendongan mamamu.
Tapi aku juga enggan kau mencariku di sekeliling rumah bila kuberangkat diam-diam.
Tak mau aku kau mengganggap kita sedang bermain petak umpet. bahkan bisa jadi kau selalu berharap aku pasti datang sebentar lagi.Â
Darahku, katakan bagaimana kita mensiasati perpisahan rutin ini?Â
Aku tak sekhawatir mamamu bila kau terjatuh main, tapi aku mencemaskan kau kesepian sebagai bayi.Â
Aku mempercayaimu melewati tanjakan tanah licin yang biasa kau lakukan, tapi aku tak percaya kau belum bisa memahami arti rindu
Darahku, bermainlah tanpaku mulai esok. sampai bertemu di kepulanganku bulan depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H