Mohon tunggu...
Bazaruddin Ahmad
Bazaruddin Ahmad Mohon Tunggu... Guru - Berkaryalah

Pernah mengajar di homeschooling kak Seto Solo. Kini Mengabdikan diri di SMA N 1 Pulau Maya. Belajar untuk Menulis. j

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Darahku, Rinduku

7 Juli 2018   00:24 Diperbarui: 7 Juli 2018   00:23 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidurlah terlambat malam ini agar siang kau terbangun esok.

Tak sanggup rasanya kulihat mata polosmu memasrah saat kubuka jendela mobil travel itu. sedang kau tak berkedip digendongan mamamu.

Tapi aku juga enggan kau mencariku di sekeliling rumah bila kuberangkat diam-diam.

Tak mau aku kau mengganggap kita sedang bermain petak umpet. bahkan bisa jadi kau selalu berharap aku pasti datang sebentar lagi. 

Darahku, katakan bagaimana kita mensiasati perpisahan rutin ini? 

Aku tak sekhawatir mamamu bila kau terjatuh main, tapi aku mencemaskan kau kesepian sebagai bayi. 

Aku mempercayaimu melewati tanjakan tanah licin yang biasa kau lakukan, tapi aku tak percaya kau belum bisa memahami arti rindu

Darahku, bermainlah tanpaku mulai esok. sampai bertemu di kepulanganku bulan depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun