Mohon tunggu...
Bazaruddin Ahmad
Bazaruddin Ahmad Mohon Tunggu... Guru - Berkaryalah

Pernah mengajar di homeschooling kak Seto Solo. Kini Mengabdikan diri di SMA N 1 Pulau Maya. Belajar untuk Menulis. j

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seribu Biru

31 Maret 2016   00:10 Diperbarui: 31 Maret 2016   00:28 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu biru dibiaskan langit, sengat sengit pikiran tertutup pandang

Rembang senja berkesan teduh, berlaras awan nan menawan

Pun Ombak biru menghembuskan angin, 

Terlupa sementara gejolak ingin.

Mereda kemustahilan yang disimpan angan

 

Dan Biru yang lain sedang dirajut olehmu

Dari damai yang kau pijarkan lewat lagu

Yang rekamannya kudengarkan saban rindu

Dari tenang yang kau suasanakan dipeliknya waktu

Yang melarungkan segala jenuh

 

hmm... Semakin biru dari setiamu menunggu

 

Dan Ketika Malam telah telak menelan

Biru masih merasuk disum sum tulang

Karena kau tak lekang dari ingatan

Menahan Spektrum biru di bayang sadar

Ketapang, 31 Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun