Apa lagi yang kurang dari Timnas hari ini? Pelatih sudah top, bule lagi. Bahkan disebut pelatih sarat prestasi dan sudah teruji riwayat kepelatihannya. Sang arsitek bukan lagi pelatih yang kerap diejek pelatih tarkam dan kacangan.
Pemain? para bintang terbaik dari liga terbaik dan selebritis lapangan hijau Indonesia, yang 2012 ikut memunggungi Timnasnya, sekarang sudah kembali. Wajar pula, kalau ekspektasi lebih tinggi disandangkan di bahu mereka. Kalau perlu mereka dituntut untuk menuntaskan dahaga publik melihat timnasnya merengkuh Piala AFF untuk pertama kali.
Inilah mereka, Skuad Indonesia untuk AFF 2014, yang diharapkan bisa mengakhiri puasa AFF yang sudah terlalu lama dan terlalu menyiksa bagi negara sebesar ini.
Kiper: Kurnia Meiga, I Made Wirawan, Dian Agus Prasetyo
Bek: Zulkifli Syukur, Supardi, M Roby, Achmad Jufriyanto, Victor Igbonefo, Rizki Pora, Fachruddin.
Tengah; Manahati Lestusen, Hariono, Raphael Maitimo, M Ridwan, Ramdani Lestaluhu, Firman Utina, Evan Dimas, Zulham Zamrun, Imanuel Wanggai.
Depan; Boaz Solossa, Samsul Arif, Sergio van Dijk, Cristian Gonzales.
Dari nama-nama diatas, rasanya tidak ada lagi yang kurang. Bintang populer pelanggan Timnas lengkap hadir, dari Kurnia Meiga, Muhammad Roby, Zulkifli Syukur, M. Ridwan, sampai Boaz Solossa.
Naturalisasi pun komplit dari Victor Igbonefo sampai Sergio van Dijk. Â Bahkan selebritis semacam Christian Gonzales, Firman Utina, dan Raphael Maitimo juga ada. Pun, bintang muda masa depan macam Manahati Lestusen dan Ramdani Lestaluhu datang memenuhi panggilan. Tidak ketinggalan, icon Timnas U-19 Evan Dimas juga dibawa.
Jika dibandingkan Timnas 2012, jelas mereka lebih populer dan lebih punya nama. Bagi sebagian orang, jelas lebih populer Zulkifli Syukur ketimbang Nopendi, lebih hebat Firman Utina ketimbang Vendry Mofu, apalah arti seorang M. Rahmat dibanding Boaz Solossa.
Apalagi bicara bawah mistar, Endra Prasetya mungkin terlalu kecil jika disandingkan Kurnia Maiga. Begitupun John van Beukering dihadapan Sergio van Dijk, atau Victor Igbonefo yang terlalu menjulang bagi Tonny Cussel.
Tapi biarpun begitu, jangan lupakan nilai plus Timnas 2012. Mungkin mereka tak terlalu mentereng dari segi materi pemain dan kemapuan teknis, dan punya banyak kekurangan dari sisi non teknis. Tetapi mereka punya semangat juang lebih, daya tarung yang luar biasa, dan sikap patriotik yang layak ditiru.
Tidak ada salahnya, Timnas 2014 juga bisa mempertunjukan semangat serupa di AFF 2014 nanti. Alangkah bagusnya dua sisi kelebihan masing-masing timnas ini bisa disatukan, sehingga akan menghasilkan sebuah Timnas yang lebih dahsyat, dan bisa bersuara lantang di AFF 2014. Kalau perlu bisa mengakhiri mimpi tampil sebagai juara AFF untuk pertama kali.
Sebuah harapan yang mungkin terlalu muluk, terlebih jika saya ingat-ingat lagi AFF 2010... tapi ya sudahlah.