21 November 2012, saya membuat sebuah tulisan di kanal ini untuk Timnas Indonesia. Tulisan berjudul; "Harry Stamper’ Pimpin Indonesia ke AFF 2012" itu, saya persembahkan untuk mereka yang akan berlaga di ajang AFF Cup 2012 di Malaysia.
Dua tahun kemudian
Hari ini, saya ingin membuat catatan serupa, untuk mereka yang akan bertarung di AFF 2014 di Vietnam. Esensinya mungkin tetap sama, yaitu sebagai wujud dukungan paling minimal seorang anak bangsa terhadap timnas-nya, hanya dalam bentuk sebuah tulisan!
Disana tertitip satu harapan dan sedikit doa, agar skuad 'Merah Putih" mampu memberikan hasil terbaik di iven tersebut. Mungkin yang berbeda adalah melihat kondisi dan perjalanan Timnas 2012 dengan Timnas 2014.
Timnas 2012, saya catat sebagai salah satu timnas paling membuat miris sepanjang sejarah. Mereka ada ketika konflik internal federasi sedang berada di titik kulminasinya. Dualisme yang telah mengoyak-ngoyak nafas sepakbola bangsa ini. Tidak hanya kompetisi, pemain, fans, pecinta sepakbola, bahkan timnas pun ikut terbelah.
Dualisme yang membuat 'Garuda' tak bisa memanggil semua putra terbaiknya, dan berjalan dengan kondisi serba minimal. Ibarat puzzle yang telah hancur berkeping-keping, dan kepingan yang sudah berserakan itulah yang coba disatukan lagi oleh pelatih Nilmaizar saat itu, meskipun akhirnya memang tak lengkap lagi.
Derita Timnas saat itu makin lengkap, ketika sebagian pendukungnya berbalik arah memunggungi. Tak puas hanya memunggungi, mereka juga mencibir, menghujat, bahkan memaki, hanya karena mereka berada di sisi berbeda dalam pusaran konflik internal PSSI. Mereka lupa, yang mereka rendahkan adalah putra-putra bangsa yang memakai lambang garuda di dada kirinya.
Memilukan, ketika presenter dan komentator di sebuah televisi, dengan entengnya menyebut bahwa tim yang tengah bertarung dan memeras keringat di AFF 2012 itu bukanlah Timnas Indonesia. Mereka seolah mengingkari legalitas yang sudah diberikan FIFA dan organisasi turunan dibawahnya, yang jelas-jelas menyebut itulah Timnas Indonesia yang sah.
Tapi itulah yang layak dipujikan, walau dilecehkan ditengah bangsa sendiri, Timnas 2012 tetap menunjukan jiwa besar dan tanggungjawabnya sebagai wakil bangsa. Walau dalam kondisi serba minimalis, semangat dan perjuangan pantang menyerah tetap ditunjukan di setiap pertandingan.
Memang mereka hanya sampai fase grup AFF 2012, tapi mereka telah menunjukan perjuangan yang maksimal. Keringat sebatas yang bisa mereka keluarkan telah tercurah di tiga pertandingan grup. Apresiasi layak untuk mereka, apapun itu.
Inilah mereka yang masuk Skuad Indonesia AFF 2012 waktu itu.
Kiper: Endra Prasetya, Wahyu Tri Nugroho
Belakang: Nopendi, Wahyu Wijiastanto, Handi Ramdan, Fakhrudin , Valentino Telaubun, Novan Setia Sasongko.
Tengah: Elie Aiboy, Taufik, Andik Vermansyah, Vendri Mofu, Cornelis Gedi, Rasyid Bakrie, Irfan Bachdim, Oktavianus Maniani, Tonnie Cussel, Raphael Maitimo.
Depan: M Rahmad, Samsul Arief, Bambang Pamungkas, Johny Van Beukering
Bagaimana dengan Timnas 2014?
Ditengah kondisi yang sudah lebih nyaman dan kondusif, dan ketika pelatih sudah bisa leluasa memanggil pemain yang diinginkannya, seharusnya dan wajar mereka dituntut untuk bisa berbuat lebih dari yang dilakukan Timnas 2012.