Mohon tunggu...
Prof. Dr. Zurqoni M Ag
Prof. Dr. Zurqoni M Ag Mohon Tunggu... Ilmuwan - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Terdepan Dalam Pengembangan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Manajemen Kehumasan Inklusif Pesantren Indonesia

14 Januari 2025   13:51 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:51 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Badrut Tamam, M.Pd.I Dosen Tetap UINSI Samarinda

Menurut Jefkins (2004), media sosial merupakan alat yang efektif dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dengan publik. Namun, untuk mencapai hasil yang maksimal, pengelolaan media sosial harus dilakukan dengan hati-hati, dengan tetap mengedepankan prinsip kejujuran, transparansi, dan keterbukaan. Dengan demikian, pondok pesantren dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan inklusivitas dalam komunikasi dan memperluas jangkauan hubungan dengan publik.

Untuk mengatasi tantangan dalam menerapkan manajemen kehumasan inklusif, pondok pesantren perlu melakukan investasi dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang komunikasi. Pelatihan dalam kehumasan, media sosial, dan keterampilan komunikasi lainnya harus diberikan kepada pengurus pesantren, santri, dan masyarakat sekitar. Hal ini penting agar mereka dapat mengelola komunikasi yang efektif dan inklusif, serta dapat mengoptimalkan berbagai saluran komunikasi yang ada.

Bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi atau praktisi kehumasan juga dapat menjadi solusi untuk memperkuat pemahaman tentang manajemen kehumasan di pesantren. Pelatihan dan pendidikan terkait komunikasi tidak hanya menguntungkan bagi pengurus pesantren, tetapi juga memberikan bekal keterampilan bagi santri yang kelak akan terjun ke masyarakat.

Manajemen kehumasan inklusif di pondok pesantren adalah suatu langkah strategis yang dapat membantu pondok pesantren untuk mengelola citra dan hubungan dengan berbagai pihak secara lebih efektif. Dengan pendekatan inklusif yang melibatkan seluruh elemen pondok pesantren---baik internal maupun eksternal---komunikasi dapat berjalan dua arah dan saling memberikan manfaat. Pondok pesantren harus mampu mengadopsi prinsip-prinsip komunikasi modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi dasar lembaga tersebut.

Meskipun tantangan dalam menerapkan manajemen kehumasan inklusif di pondok pesantren cukup besar, terutama terkait dengan keterbatasan sumber daya dan resistensi terhadap perubahan, peluang untuk mengembangkan praktik ini sangat terbuka lebar. Dengan meningkatkan kapasitas SDM dan memanfaatkan teknologi, pondok pesantren dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, terbuka, dan beradab, serta memperkuat citra pesantren di mata masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun