PASER,- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag melakukan monitoring dan evaluasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama Drs. Khairul Saleh, M.Ag. di empat Kecamatan yang ada di Kabupaten Paser.  Kecamatan  Long Ikis 4 desa yakni Desa Tajer Mulya, Desa Sawit Jaya, Desa Krayan dan Desa Olung. Sementara di Kecamatan Long Kali di Desa Bante Tualan, Desa Gunung Putar, Desa Maruat, Desa Mendik 1, Desa Putang, Desa Sebakung Makmur, Desa sebakung taka, Kelurahan long kali. Kemudian untuk di Kecamatan Babulu ada di Desa Babulu Darat. Sedangkan di Kecamatan Sepaku ada di Desa Tengin baru, Desa Semoi dan Desa Wonosari.
Kepada media ini Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag menuturkan bahwa kegiatan ini untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama KKN berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Ini termasuk penilaian terhadap pencapaian target, penggunaan sumber daya, dan waktu pelaksanaan.
"Monitoring dan evaluasi semacam ini akan membantu dalam mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dari kegiatan KKN. Dengan demikian, mahasiswa dan pihak terkait dapat memperbaiki strategi atau metode yang digunakan untuk mencapai hasil yang lebih baik,"ungkap Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag.
Diketahui jumlah mahasiswa UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda yang pada tahun akademik ini melakukan pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk KKN sebanyak 1175 mahasiswa yang tersebar di 142 titik Provinsi Kalimantan Timur.
Terdapat tiga isu utama yang menjadi focus mahasiswa dalam giat KKN tahun ini yakni tentang gender, stunting, dan moderasi beragama.
"Mahasiswa dalam program kerjanya bisa memilih isu tentang gender dengan mewujudkan masyarakat yang ramah perempuan dan ramah anak dan hal yang terkait dengan itu. Kemudian isu stunting yang merupakan problematika atau isu nasional yang penanganannya harus dilakukan dengan intervensi secara menyeluruh seperti intervensi yang sensitif yang bisa dilakukan seluruh masyarakat sosial dan intervensi spesifik yang dilakukan oleh pemegang otoritas kesehatan. Kemudian pengayaan ketiga ada aspek moral dengan pemberian materi etika,"ujar Drs. Khairul Saleh, M.Ag.#