Mohon tunggu...
Muhammad Badrussalam
Muhammad Badrussalam Mohon Tunggu... -

Menjelajahi pemahaman tentang jiwa melalui warna-warni cerita kisah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbakat dengan Qur’an

15 Juni 2015   13:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Kemampuan seni (termasuk seni suara) merupakan salah satu dari aspek berbakat yang dibagi oleh Cohn yaitu : kemampuan intelektual, kemampuan aristik (seni) dan kemampuan sosial. Bakat qiro’ah dari Syamsuri Firdaus adalah salah satu contoh potensi bakat yang dikembangkan dengan maksimal yaitu seni suara.

Doktor cilik Al-qur’an

     Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i seorang bocah yang mendapatkan gelar  Doktor di Hijaz Collage Islamic University. Husein adalah doktor cilik yang hafal dan paham al-Qur’an. Ia mendapatkan gelar doktoral ketika baru berusia tujuh tahun. Gelar doktoral yang diterimanya bukan hanya karena hafal Al-Qur’an. tetapi juga mampu menerjemahkan arti dari setiap ayat ke dalam bahasa Persia, memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. Bahkan, Husein mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau sebelah kanan halaman al-Qur’an, atau menyebutkan ayat-ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari  ayat terakhir samapai ke ayat pertama.Ia juga mampu menafsirkan dan menerangkan ayat al-Qur’an dengan menggunakan ayat lainnya dan metode menerangkan makna al-Qur’an dengan metode isyarat tangan. Ini adalah sebuah contoh nyata komplesitas bakat dalam Al-Qur’an yang dimiliki oleh seorang anak berusia tujuha tahun.

     Kemampuan verbal maupun isyarat, kemampuan intelektual, kemampuan bahasa dan kecakapan serta kreatifitas dalam ingatan adalah sebuah kompleksitas yang dikemukakan oleh para tokoh mengenai bakat. tentunya tak mudah didapatkan. Kemampuan yang beragam ini telah dilatih sejak kecil. Sejak berusia dua tahun, Husein telah belajar Al-Quran dan selesai menghafal 30 juz pada usia lima tahun kemudian mengembangkan ke-Al-Qur’an-annya hingga mencapai prestasi gemilangnya pada usia tujuh tahun. Jadi, pada intinya bakat tidak langsung muncul pada seorang anak namun harus terus diasah agar semakin meningkat.

 

     Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an juga bisa membuat seorang anak berbakat sejak kecil. Setiap orang yang beragama Islam pasti punya potensi dan kesempatan untuk mendapatkan berbagai bakat dari Al-Qur’an, tinggal bagaimana ia mengembangkan potensi dan kesempatan tersebut dengan maksimal sehingga ia mendapatkan gelar “Berbakat dengan Al-Qur’an. Semoga kita umat Islam yang tetap berpegang teguh dengan Al-Qur’an bisa mendapatkan manfaat dan kesuksesan hidup dengan Al-Qur’an.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun