Mohon tunggu...
Badrun Niam
Badrun Niam Mohon Tunggu... Peternak - Guru, Peternak dan Penggemar Sepakbola

Tulisan berasal dari pengamatan, pengalaman dan buku bacaan. | Happy Reading and Writing :) | Mari Berdikusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Kampus Pendidikan, Antara UNS dan UNNES

11 Januari 2021   12:04 Diperbarui: 11 Januari 2021   12:19 5099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi di Solo banyak angkringan atau warung Pokwe (Jupok Dewe) yang memanjakan kantong mahasiswa perantauan saat akhir bulan tak banyak uang. Untuk kos-kosan juga murah sekitar 250 ribu hingga 400 ribu sesuai kebutuhan. Apalagi jika bayarnya per semester atau per tahun tentu ada potongan harga.

6. Lingkungan Sosial

Solo terkenal dengan masyarakatnya yang halus, ramah dan sangat menjunjung tinggi nilai budaya serta punya tata kota yang baik. Tak heran jika pada tahun 2019, Solo mendapatkan predikat pertama kota layak huni versi IAP (Ikatan Ahli Perencanaan) dengan tingkat kelayakan 66,9% sedangkan Semarang ada di peringkat 5 dengan presentase 65,6%. 

Saya paling kagum dengan fakta bahwa di Solo memiliki corak yang berwarna.
- NU ada
- Muhammadiyah ada, bahkan punya kampus terbaik dan termegah di sana (Kampus UMS)
- MTA, pusatnya disana
- LDII ada
- HTI sempat ada
- Budaya berbau klenik juga masih ada dalam bentuk event-event di keraton Solo

Saya dari Cepu yang notabene dari kalangan NU, sangat bersyukur selama kuliah di Solo. Karena bisa melihat langsung berbagai perbedaan itu. Sehingga saya mulai terbiasa untuk tidak kagetan dan nggumunan (Bahasa Jawa: kaget dan heran berlebihan) terhadap sesuatu yang baru. Perbedaan yang katanya rawan konflik, justru terlihat indah jika saling menghormati dan tak saling mengusik. 

"Dikelilingi banyak orang dengan cara pandang yang berbeda denganmu sangatlah bermanfaat." (Nadiem Makarim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun