WASTING TIME
"Ah, waktu saya terasa kurang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Kenapa waktu bergulir dengan begitu cepatnya?"Â
Pernah merasakan hal demikian? Kalau iya, berarti kita sama. Hehehe.Â
Tapi tak perlu menyalahkan keadaan. Tak perlu mengutuk beratnya beban pekerjaan. Tak perlu mengeluh dengan durasi waktu yang diberikan. Lebih baik kita refleksi diri, apa yang telah kita lakukan selama ini? Apakah ada yang salah dan harus segera kita perbaiki?Â
Kita semua sama, dimodali Allah SWT setiap hari 24 jam. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Ada orang yang dengan 24 jam dia bisa berhasil mengurus bisnis-bisnisnya, bisa mengisi seminar yang menginspirasi di mana-mana dan juga aktif dalam aktivitas sosial. Hebatnya, semuanya sukses!Â
Namun, ada juga yang dengan 24 jam yang sama bahkan untuk mengurusi dirinya sendiri dengan satu bisnis saja tidak berhasil. Salah satu faktor yang membuat tidak berhasil adalah karena waktu yang kita gunakan  penuh dengan hal yang tidak bernilai tambah.  Sehingga waktu itu sangat penting bagi kita. Banyak orang gagal karena mereka tidak bisa mengatur waktunya dengan baik.
Pertanyaannya, mengapa orang tidak menggunakan waktunya dengan baik?
- Tidak punya tujuan dan prioritas hidup yang jelas.
- Sedikit-sedikit cek media sosial (scrolling hal yang nggak penting).
- Mau tahu urusan orang lain (kepo hal-hal yang unfaedah).
- Kebiasaan datang terlambat.
- Terlalu lama membuat keputusan.
- Mudah takut dan khawatir.
- Gampang tergoda dan tidak fokus.
- Berusaha melakukan semua sendiri.
- Terlalu memikirkan pendapat orang lain.
- Terlalu perfeksionis, akhirnya tidak jadi action.
- Tidak berani mengatakan NO.
- Bersenang-senang tanpa tahu batas.
- Terus membandingkan diri dengan orang lain.
- Sering menunda-nunda.
- Ingin yang serba instan
Ingin memperbaikinya? Ini dia tipsnya
WASTING TIME TO BE WASHING TIME
Jika dilihat poin-poin kebiasaan di pembahasan sebelumnya, ternyata sangat dekat sekali dengan kehidupan kita dan itu tidak baik. Sehingga kita perlu mengubah kebiasaan Wasting Time menjadi Washing Time. Washing Time yang dimaksud di sini adalah aktivitas mencuci atau membersihkan waktu-waktu kita dari kegiatan yang tak berfaedah dan tidak bernilai tambah.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengatur waktu yang baik?
Memiliki Tujuan Hidup yang Jelas, Besar, dan Ditulis.
Sekarang kita ada di posisi A, maka tugas kita adalah menemukan  tujuan di posisi B. Tujuan itu harus jelas dan detail. Semakin detail semakin punya power untuk mendapatkannya. Selalu tulis dan pantau setiap saat. Tujuan yang ditulis bisa untuk diri sendiri, keluarga, agama, bisnis, dll. Tulis semuanya biar tak terlupakan dan mudah memantaunya. Contoh, kita memiliki usaha kuliner, tujuannya selain untuk bisnis juga untuk membantu kehidupan orang lain dan sebagai jalan untuk beramal lebih besar. Kita bisa membuat program gratis makan untuk anak yatim & kaum dhuafa serta amalan besar lainnya.
"Tidak semua kesibukan itu produktif. Tapi yang produktif, sudah tentu berasal dari kesibukan yang positif"
Harus membuat prioritas Kita pasti punya banyak cita-cita.Â
Kita bisa mencapai semua, tapi tidak sekaligus. Ada yang butuh waktu dan proses cukup panjang untuk mewujudkannya. Kita harus fokus dulu ke beberapa prioritas untuk dikerjakan sampai tuntas. Misalnya, saya punya 10 impian. Saya tutup mata, tutup telinga. Saya matikan dulu 8 saklar, saya fokus menyalakan 2 saklar dulu. Terus dituntaskan, baru menyalakan 2 saklar yang baru.
"Seperti menggunakan kaca pembesar. Harus fokus satu kertas dulu untuk dibakar, tak bisa terbakar kalo buru-buru dipindahkan"
Membuat Action Plan
Misal dari 10 goal. Pilih 2 goal dulu. Lalu 2 goal itu bikin action plan. Setiap hari terikat dengan action plan. Jangan melakukan hal-hal di luar dari proses menuju tujuan kita. Untuk mendukungnya, kita cari lingkungan yang mendukung rencana kita agar sukses.
Berikan deadline dan reward/punishment
Ada namanya Parkinson Law? "Jika kita punya sebuah tugas yang sebenarnya bisa dituntaskan 2 jam, tapi ternyata kita punya 8 jam waktu luang. Maka biasanya tugas kita itu akan selesai selama 8 jam".Â
Harus punya deadline! Namun, hanya deadline saja tanpa punya reward dan punishment, biasanya kita jadi tidak menaati agenda diri sendiri. Sering kalah, membohongi diri sendiri. Hati-hati, ke depan akan kalah terus. Maka teruslah berlatih dan selalu komitmen.
Time Lock
Jangan biarkan setiap jam kita tanpa agenda. Selalu produktif di setiap detik. Jangan membiarkan detik-detik itu tidak bertuan. Jangan biarkan ada setiap menit yang tak ada rencananya. Secara umum hanya sedikit sekali orang di dunia yang mampu menggunakan time lock ini dan konsisten. Kita harus terus berlatih komitmen menaati rencana yang kita punya di setiap detiknya.
"Meski kita sudah membuat perencanaan setiap hari, masih ada komitmen dan disiplin yang harus dipenuhi"
Hati-hati dengan Interupsi
Ada satu hal yang paling membahayakan dan bisa mencuri waktu tanpa kita sadari bernama interupsi. Ada dua sumber interupsi yaitu social media dan walking visitor.
Interupsi yang pertama adalah media sosial.Â
Kadang-kadang tanpa kita sadari membuka media sosial 15 menit, 30 menit dan bahkan sampai 1 jam kita membukanya. Lebih parah lagi, setelah kita buka sosial media, terasa capek. Karena capek akibat keseringan media sosial sehingga pekerjaan yang seharusnya bisa kita selesaikan hari itu tidak tuntas semuanya. Hati-hati, jika kebanyakan instagram-an, facebook-an, apalagi stalking-stalking hal yang nggak penting. Maka dari itu, mari kita mulai jauhkan dan kurangi intensitas kita dalam membuka media sosial. Mau tak mau kita harus latihan mengurangi penggunaan media sosial. Jangan sampai hal itu mencuri waktu kita.
Lalu interupsi yang kedua bersumber dari walking visitor.
Orang yang tiba-tiba datang terus ngajak kita ngobrol, ngajak cerita, ngajak cerita A, cerita B, padahal kita sedang mengerjakan sesuatu. Mungkin ada rasa tak enak hati untuk menolaknya. Tapi tahukah Anda, bahwa hal semacam itu adalah pencuri waktu kita yang sebenarnya. Saya tidak melarang Anda untuk berbincang dengan orang lain. Akan tetapi, yang saya tekankan bahwa ngobrol dengan orang lain kita atur waktunya di luar aktivitas yang telah kita rencanakan. Â Bahkan jika perlu, di depan pintu kantor atau meja kerja, kita tuliskan "Don't Disturb!" atau "Jangan diganggu" karena sedang apa atau lagi apa dan sebagainya. Sekali lagi, hati-hati dengan interupsi. Pahami dan lawan interupsi, jangan sampai kita kecurian lagi.
Transition Time
Kita bisa memanfaatkan waktu-waktu transit (menunggu). Setiap hari akan ada aktivitas menunggu dari aktivitas satu ke aktivitas lainnya. Contoh, saat di bus, menunggu pesawat, di dalam kereta, saat menunggu dosen, sedang dalam antrean dan sebagainya. Tahukah Anda, bahwa waktu transit kita kurang lebih ada 3-4 jam di setiap harinya. Bayangkan, jika setiap hari kita punya transition time sebanyak 3 jam, artinya sebulan kita punya 90 atau 100 jam. 100 jam itu jika kita gunakan untuk baca buku, maka bisa menyelesaikan sebanyak 5 buku. Jadi, sebenarnya kita punya banyak sekali transition time yang jarang kita gunakan. Kita lihat orang bule, jika di atas kereta atau pesawat, mereka pasti ada yang menulis atau membaca. Selalu gunakan transition time kita untuk meningkatkan skill, menulis, membaca, berpikir, menyusun rencana atau apapun yang menambah kapasitas diri kita.
On Time
Biasanya hanya 10% orang yang on time. Mereka adalah orang-orang yang sukses. Mereka adalah orang-orang yang menghargai waktu dan menghargai orang lain. Maka penting sekali membangun reputasi kita untuk menjadi pribadi yang tepat waktu dalam hal apapun. Janji bertemu orang, mengirim barang, menyelesaikan tugas kita dan sebagainya.
Nah masih banyak teknik mencuci waktu yang akan saya jabarkan. Pastikan kita praktik dan kuasai dulu tips-tips di atas.
Untuk teknik-teknik selanjutnya kita sambung di Part 2.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H