Mohon tunggu...
Badrul Tamam
Badrul Tamam Mohon Tunggu... -

Alumnus Administrasi Bisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Pembisik Amin Rais?

20 Maret 2018   23:04 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:15 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidak cukup nyaman, bila menilai sosok guru bangsa Bapak Amin Rais, siapalah saya?. Namun bila mengigat QS. Al-Asr (1-3) "Demi Masa, Sesunggunggunya manusia dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal sholeh, dan mewasiatkan dalam kebenaran dan mewasiatkan dalam kesabaran". Maka tidak ada salahnya, bila penulis mencoba membincangkan pak Amin sesaat, karena pak Amin saat ini, banyak diperbincangkan oleh banyak orang, karena ucapan pak Amin sendiri tentang presiden Jokowi yang dianggap Pak Amin melakukan pengibulan soal sertifikat tanah dan juga tentang kebangkitan PKI.

penulis menilai bahwa sikap dan ucapan Pak Amin sudah kebablasan, bahkan menjadi boomerang bagi pak Amin sendiri, karena ucapan yang dilontarkan Pak Amin, tidak disertai alasan dan bukti yang kuat. Bahkan beberapa waktu lalu saat mudik ke kampung, penulis dan seorang guru kampung yang juga Muhammadiyah juga membincangkan soal Pak Amin, namun ternyata penilaian saya yang mungkin saya anggap keliru, ternyata sama dengan guru kampung tadi, bahwa Pak amin saat ini, sudah sangat berubah, dan perubahan sikap dan ucapan itu sangat terasa pasca pilpres 2014, dimana sikap kenegarawanan seorang Amin Rais, perlahan-lahan semakin terkotori, oleh sikap fanatisme berlebihan pada golongan politik tertentu, bahkan cenderung tidak rasional. Seperti pernyataan pak Amin soal sertifikat dan kebangkitan PKI diatas.

Sangat eman, bila citra positif yang selama ini dibangun, harus runtuh oleh ucapan sendiri. Tetapi penulis yakin, bahwa perubahan Pak Amin, bukan natural, tetapi karena terlalu banyak pembisik gak bermutu di dekatnya, hingga membuat sosok Pak Amin menjadi seperti ini, apalagi dalam kondisi politik pragmatis seperti saat ini, bukan ideologi yang jadi sandaran untuk gerakan politik, tetapi "Perut".

Semua orang khususunya dilingkungan Muhammadiyah, pasti tidak ada yang menyangsikan peran seorang Amin Rais untuk Agama dan Negara-nya, sejak menjadi Ketua Pusat Muhammadiyah, tokoh reformasi 1998, pendiri Partai Amanat Nasional, Ketua MPR, sejarah mencatat itu. Jangan sampai sejarah yang sudah tercatat dengan baik, untuk pribadi Pak Amin dan juga Muhammadiyah, terkotori begitu saja. Sudah tidak waktunya, sosok sekaliber Amin Rais showbiz didepan publik, apalagi hanya untuk sebuah kekuasaan. Sosok Amin Rais seharusnya cukup menjadi seorang penasehat dan pembimbing, biarlah yang muda-muda bermain. Karena penulis yakin, seorang Amin Rais sudah tidak butuh kekuasaan.

Amin Rais dan Muhammadiyah

Sosok Amin Rais pastinya tidak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah, dia merupakan tokoh sentral dalam Muhammadiyah, kalau misal di Nahdatul Ulama (NU) dia itu kyai khos (Sepuh dan kharismatik). Maka jangan heran bila Pak Amin mengkritik sesuatu, yang muda-muda hanya akan "manggut-manggut saja" walaupun kritik itu dinilai keliru. Bahkan ketika kita membaca berita, ada yang sudah siap pasang badan, bila terjadi apa-apa dengan pak Amin.

Tetapi bila melihat nilai-nilai dasar Muhammadiyah "Amar Makmur Nahi Munkar" seperti yang terkandung dalam QS. Ali Imron 104. Kalau memang saudaranya keliru, ya harus diingatkan, kalau orang tua yang keliru, ya harus diingatkan dengan lembut.  []

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun