Bila islam hari ini diibaratkan sebuah brand, maka bisa dikatakan islam hari ini sedang tersudutkan, terdegradasi, diturunkan nilainya, atau disamarkan wujudnya dengan hal-hal yang samasekali jauh dari makna islam itu sendiri.Â
Contoh kecilnya, saat pemuda Amerika mencoba melakukan eksperimen sosial di negaranya dengan cara membandingkan perilaku warga Amerika terhadap satu perempuan yang di dandani berbeda.Â
Ketika perempuan itu didandani dengan memakai cadar, dan mencoba untuk meminta tolong dengan menitipkan tas kepada orang-orang, hampir semua orang yang dimintai tolong tidak bersedia. Sedangkan pada penampilan kedua, ketika perempuan itu didandani dengan memakai pakaian yang terbuka dan tidak berjilbab, rata-rata semua orang yang dimintai tolong untuk dititipi tas, tidak ada yang menolak.
Dari eksperimen sosial tersebut, kita bisa melihat bagaimana wajah islam pada saat ini, khususnya di negara-negara yang penduduknya mayoritas non-muslim.Â
Bagaimana islam dilihat begitu mengerikan dengan berbagai label yang di tempelkan, seperti radikalisme, teroris, kasar, tidak toleran. Bahkan Islam dianggap sebagai ancaman utama bagi keamanan dunia, dengan lahirnya ISIS (sekelompok bandit yang menggunakan islam sebagai nama kelompoknya).Â
pada kenyataannya tidak semua yakin bahwa mereka itu orang-orang Islam, karena apa susanya bagi sekelompok orang atau negara yang memiliki uang melimpah seperti negara-negara adikuasa dan sekutunya untuk membuat segerombolan orang lalu di persenjatai dan diminta bertakbir Allahu akbar dan dipesan untuk melakukan aksi sosial yang seringkali kontraproduktif dengan nilai-nilai yang ada dalam islam.
Lalu kenapa islam terus disudutkan, diturunkan nilainya, dikaburkan wujudnya, dan di peyorasikan namanya seperti itu?. Dan siapa orang-orang yang melakukan itu dan apa alasanya?
Bila kita lihat sekilas akan terlihat hal-hal yang luar biasa pada islam, sehingga Islam itu dikhawatirkan dan dianggap ancaman paling berat bagi kelompok-kelompok yang saat ini berkuasa dan sedang menguasai sumber daya yang ada diberbagai belahan jagad bumi ini. Pertama: secara rasio pemeluk islam didunia, dari waktu kewaktu terus naik dan tidak ada indikasi turun.Â
Kedua: Islam Agama yang otentik dan rasional dan hal ini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini bisa dilihat pada Alquran, bagaimana kemurnian Alquran tetap terjaga dan segala isi dan kandungannya sama sekali tidak ada yang bertentangan dengan sience, kalau ada? penulis bisa diperlihatkan bagian riset manakah yang kontraproduktif dengan Alquran.Â
Dan hal inilah yang bisa mengatakan bahwa islam itu agama yang paling rasional. Perkembangan logika manusia semakin menjelaskan bahwa islam adalah agama yang paling gamblang dalam mendeskripsikan tanda-tanda keberadaan tuhan yang transenden melalui Alquran yang merupakan firman Tuhan.Â
Ketiga: islam menawarkan new rule pada tatanan dunia yang stagnan, dimana kapitalisme terus dibiarkan liar dan mendegradasikan nilai kemanusiaan pada titik nadir. Islam dengan nilai-nilainya yang humanis seakan-akan menjadi solusi efektif bagi persoalan-persoalan dunia yang mengalami kebuntuhan.
Dalam hal ekonomi, islam memberikan titik point dalam bermuamalah untuk menjaga keseimbangan hubungan ekonomi antar manusia. Diantaranya: dilarang Riba dalam segi kehidupan apapun, diwajibkannya Zakat bagi orang-orang islam, dan secara matematis semua diatur begitu detail dalam perhitungannya.Â
Dianjurkannya shodaqoh kepada orang-orang miskin dan anak yatim. Dan titik point lainnya adalah dilarang kikir, bakhil dan serakah. Seandainya hal hal diatas mampu dilaksanakan manusia maka keseimbangan ekonomi dengan sendirinya akan terjadi, dan jurang ekonomi antara si kaya dan miskin tidak akan pernah ada.Â
Keseimbangan ekonomi terganggu karena, dunia ini tidak diatur, tetapi dilepas dan ditundukkan kepada nafsu manusia, yang sifat dasarnya tidak memiliki kepuasan dan serakah. Akibatnya, manusia yang seharusnya memiliki sifat welas asih kepada sesama, menjelma menjadi binatang yang begitu liar dan tidak segan untuk membunuh sesamanya demi menumpuk kekayaan.Â
Dalam era dunia modern saat ini, penumpukan capital itu, bukan lagi berupa benda-benda yang bisa dilihat dan disentuh seperti emas atau barang-barang bernilai lainnya, namun hanya berupa puluhan digit angka dalam sistem perbankan. Nilai-nilai ekonomi yang melekat pada tanah, emas, properti semua di kunci pada digit perbankan oleh sedikit orang saja, bila dibandingkan milyaran manusia dibumi ini.Â
Penguncian nilai-nilai ekonomi itu melalui hukum-hukum yang dibuat manusia itu sendiri. Dan lucunya, para manusia itu bingung atas kondisi itu, dengan terjadinya ketimpangan ekonomi yang parah, rusaknya lingkungan karena eksploitasi SDA untuk bahan produksi, serta semakin tingginya angka kriminalitas dan rusaknya nilai-nilai kemanusiaan yang pada dasarnya penuh welas asih.
Dalam hal sosial, islam merupakan agama yang begitu detail dan komprehensif. Islam tidak hanya mengatur hubungan secara kolektif namun secara individu islam mengaturnya dengan detail. Sejak bangun tidur, hingga tidur kembali, semua diatur tanpa terkecuali.Â
Mulai cara tidur, bangun tidur, makan & minum, mandi, berbicara dan lain sebagainya. Sedangkan secara hubungan sosial diantaranya seperti: bagaima sikap orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, orang tua terhadap orang muda dan sebaliknya, hubungan dengan tetangga, tuan rumah terhadap tamu, cara orang bertamu, sikap murid terhadap guru dan adab murid terhadap guru, pemerintah (penguasa) terhadap rakyat, rakyat terhadap penguasa, pemerintah terhadap ulama, ulama terhadap pemerintah, cara berdagang dan apa saja yang boleh dan tidak untuk diperjualbelikan, memperlakukan orang orang miskin dan anak yatim, Â memperlakukan sanak saudara, mengurus orang meninggal dan lain sebagainya. Semua itu dibahas di Islam, segala sendi kehidupan di beri arahan begitu jelas, islam begitu Amazing[]. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H