Mohon tunggu...
Badrul Tamam
Badrul Tamam Mohon Tunggu... -

Alumnus Administrasi Bisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Amazing Islam"

30 Januari 2018   20:38 Diperbarui: 30 Januari 2018   20:40 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam hal ekonomi, islam memberikan titik point dalam bermuamalah untuk menjaga keseimbangan hubungan ekonomi antar manusia. Diantaranya: dilarang Riba dalam segi kehidupan apapun, diwajibkannya Zakat bagi orang-orang islam, dan secara matematis semua diatur begitu detail dalam perhitungannya. 

Dianjurkannya shodaqoh kepada orang-orang miskin dan anak yatim. Dan titik point lainnya adalah dilarang kikir, bakhil dan serakah. Seandainya hal hal diatas mampu dilaksanakan manusia maka keseimbangan ekonomi dengan sendirinya akan terjadi, dan jurang ekonomi antara si kaya dan miskin tidak akan pernah ada. 

Keseimbangan ekonomi terganggu karena, dunia ini tidak diatur, tetapi dilepas dan ditundukkan kepada nafsu manusia, yang sifat dasarnya tidak memiliki kepuasan dan serakah. Akibatnya, manusia yang seharusnya memiliki sifat welas asih kepada sesama, menjelma menjadi binatang yang begitu liar dan tidak segan untuk membunuh sesamanya demi menumpuk kekayaan. 

Dalam era dunia modern saat ini, penumpukan capital itu, bukan lagi berupa benda-benda yang bisa dilihat dan disentuh seperti emas atau barang-barang bernilai lainnya, namun hanya berupa puluhan digit angka dalam sistem perbankan. Nilai-nilai ekonomi yang melekat pada tanah, emas, properti semua di kunci pada digit perbankan oleh sedikit orang saja, bila dibandingkan milyaran manusia dibumi ini. 

Penguncian nilai-nilai ekonomi itu melalui hukum-hukum yang dibuat manusia itu sendiri. Dan lucunya, para manusia itu bingung atas kondisi itu, dengan terjadinya ketimpangan ekonomi yang parah, rusaknya lingkungan karena eksploitasi SDA untuk bahan produksi, serta semakin tingginya angka kriminalitas dan rusaknya nilai-nilai kemanusiaan yang pada dasarnya penuh welas asih.

Dalam hal sosial, islam merupakan agama yang begitu detail dan komprehensif. Islam tidak hanya mengatur hubungan secara kolektif namun secara individu islam mengaturnya dengan detail. Sejak bangun tidur, hingga tidur kembali, semua diatur tanpa terkecuali. 

Mulai cara tidur, bangun tidur, makan & minum, mandi, berbicara dan lain sebagainya. Sedangkan secara hubungan sosial diantaranya seperti: bagaima sikap orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, orang tua terhadap orang muda dan sebaliknya, hubungan dengan tetangga, tuan rumah terhadap tamu, cara orang bertamu, sikap murid terhadap guru dan adab murid terhadap guru, pemerintah (penguasa) terhadap rakyat, rakyat terhadap penguasa, pemerintah terhadap ulama, ulama terhadap pemerintah, cara berdagang dan apa saja yang boleh dan tidak untuk diperjualbelikan, memperlakukan orang orang miskin dan anak yatim,  memperlakukan sanak saudara, mengurus orang meninggal dan lain sebagainya. Semua itu dibahas di Islam, segala sendi kehidupan di beri arahan begitu jelas, islam begitu Amazing[].    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun